Menuju konten utama

Alasan dan Pilihan untuk Persalinan Caesar

Persalinan caesar adalah tindakan medis yang tidak terkait dengan jin seperti dalam ceramah Zulkifli Muhammad Ali.

Alasan dan Pilihan untuk Persalinan Caesar
Ilustrasi melahirkan dengan operasi caesar. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Seorang perempuan dalam kajian keagamaan bertanya tentang hukum melahirkan caesar. Si pemberi kajian menjawab bahwa melahirkan caesar merupakan salah satu bentuk gangguan jin kepada manusia. Video tanya-jawab tersebut tersebar dan menuai protes dari para wanita yang terpaksa harus melakukan persalinan caesar.

Zulkifli Muhammad Ali tak segan mengatakan wanita yang akan melahirkan caesar harus dirukyah. Sebab, gangguan jin pada rahim si wanita akan memberikan dampak buruk untuk ibu dan janin. Ia kemudian memberi contoh istrinya yang akhirnya dapat melahirkan secara normal setelah dirukyah.

“Saya bisa meyakinkan bahwa orang yang melahirkan caesar mengalami gangguan jin di tubuhnya. Banyak orang [seharusnya] caesar terus dirukyah bisa normal,” katanya dalam kajian tersebut.

Apa yang dikatakan Zulkifli tentu berseberangan dengan tilikan medis. Operasi caesar adalah tindakan yang dilakukan untuk menyelamatkan dan menurunkan risiko kematian ibu dan bayi. Hal ini ditekankan oleh dr. Ulul Albab, Sp.OG, spesialis kandungan. Jika tidak memungkinkan menjalani persalinan normal, proses persalinan caesar akan menjadi alternatif .

Baca juga: Asa Menekan Kematian Ibu Melahirkan

“Melahirkan normal memang lebih bagus, tapi tidak semua proses persalinan bisa dipaksakan normal. Jadinya malah bahaya,” katanya.

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kelahiran normal. Yakni kondisi ibu, kondisi bayi, dan jalan bayi. Persalinan caesar dilakukan ketika salah satu dari tiga kondisi tersebut menunjukkan indikasi buruk.

“Memang ada kondisi tertentu untuk melakukan caesar, kira-kira jumlah ibu yang mengalami kondisi itu sebesar 12-18 persen.”

Kondisi janin yang jadi kondisi untuk operasi caesar salah satunya adalah ketika ia melintang. Atau, posisi kepala berada di atas (sungsang). Dalam posisi bayi melintang, kontraksi berisiko mengakibatkan sobekan pada rahim. Sementara itu, janin yang sungsang masih dimungkinkan lahir lewat persalinan vaginal. Namun pilihan itu tidak jadi yang utama karena ada risiko kepala bayi terjepit pada jalan lahir.

Selain posisinya, berat badan janin juga perlu dicek. Jika melebihi batas, di atas 4 kg, bayi kemungkinan sulit melewati panggul ibu.

Kondisi lainnya adalah jalan lahir tertutup ari-ari sehingga bisa menyebabkan pendarahan pada ibu. Pada trimester ketiga, dinding rahim menjadi lebih tipis dan meregang untuk mengakomodasi janin. Plasenta yang melekat sangat rendah pada dinding rahim dapat terlepas dari dinding rahim dan menyebabkan perdarahan.

Masalah selanjutnya adalah ibu yang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi). Hipertensi masuk ke dalam kategori berbahaya ketika mencapai angka 150/90 hingga 180/110 mmHg. Pada beberapa kasus ibu hamil dengan hipertensi, plasenta bahkan dapat terlepas sebelum waktunya dan terpisah dari rahim. Kondisi itu akan membuat pasokan oksigen ke bayi terhenti dan menyebabkan perdarahan yang berat pada ibu. Kondisi ini juga berisiko menyebabkan kematian pada janin.

Jika kondisi-kondisi di atas terjadi, dokter biasanya akan merekomendasikan ibu untuk masuk ke ruang bedah. Persalinan caesar dilakukan dengan mengeluarkan bayi melalui sayatan dari perut ibu. Sebelum pembedahan, dokter umumnya melakukan pembiusan yang membuat daerah perut menjadi mati rasa dan kebal. Maka dari itu, pasien biasanya akan sadar selama operasi, tapi bagian panggul ke bawah akan mati rasa.

Lalu, sayatan horizontal dibuat di perut bagian bawah. Selanjutnya dilakukan pada sayatan tujuh lapisan perut, yaitu lapisan kulit, lapisan lemak, sarung otot, otot perut, lapisan dalam perut, lapisan luar rahim, dan rahim. Kemudian, cairan ketuban dihisap, dan bayi ditarik keluar dengan hati-hati. Setelah bayi dikeluarkan, lapisan itu kemudian dijahit lagi satu per satu.

Baca juga: Sakitnya Saat Melahirkan

infografik bedah cesar

Memilih Persalinan Caesar

Selain untuk menghindari risiko persalinan normal, memang ada orangtua yang memilih untuk melakukan persalinan caesar. Alasannya bisa bermacam-macam, mulai dari memilih tanggal cantik, menjaga kerapatan vagina, dan menghindari rasa sakit.

Tindakan persalinan caesar ini juga dilakukan pesohor. Dengan caesar, mereka bisa memilih tanggal cantik untuk kelahiran bayinya. Contohnya adalah anak kedua Anang Hermansyah dan Ashanti yang dilahirkan pada hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2016. Lalu anak dari Glenn Alinskie dan Chelsea Olivia yang lahir di tanggal cantik: 9 September 2016, tepat pukul 9.

Baca juga: Risiko Melahirkan Muda dan Tua

Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan angka tindakan caesar sebesar 9,8 persen dari keseluruhan angka persalinan. Proporsi tertinggi ada di DKI Jakarta (19,9 persen) dan terendah di Sulawesi Tenggara (3,3 persen). Secara umum, proporsi tertinggi persalinan melalui bedah caesar dilakukan oleh kelas kepemilikan teratas (18,9 persen), tinggal di perkotaan (13,8 persen), bekerja sebagai pegawai (20,9 persen), dan berpendidikan tinggi/lulus PT (25,1 persen).

Persalinan caesar dengan permintaan pasien memang masih kontroversial. Dengan rupa-rupa alasan, yang ekstrem misalnya seperti ucapan penceramah yang disinggung di muka tulisan, persalinan vaginal kerap dilihat sebagai cara melahirkan yang ideal.

Namun, terlepas dari kontroversi yang ada, penting bagi yang memilih cara caesar untuk memperhatikan hari persalinan yang dipilih. Sebab, jika tidak, persalinan caesar malah bisa membahayakan.

“Biasanya dokter memilih masa kehamilan sudah matang. Jika saat tanggal yang diminta pasien kandungannya masih 8 bulan, ya tidak boleh,” jelas dokter Ulul.

Baca juga: Gentle Birth Gaya Lama Melahirkan.

Baca juga artikel terkait PERSALINAN atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Aditya Widya Putri
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayani