Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Alasan Anggota DPR Divaksinasi, Satgas: Demi Kendalikan Penularan

Wiku juga meminta agar publik tidak melihat sebatas pada DPR atau kantor, tetapi melihat berdasarkan wilayah seperti Jakarta demi membentuk herd immunity.

Alasan Anggota DPR Divaksinasi, Satgas: Demi Kendalikan Penularan
Keterangan Pers Juru Bicara Pemerintah Prof Wiku Adisasmito di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (12/1/2021). (FOTO/Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Negara)

tirto.id - Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menjawab alasan Anggota DPR dan keluarga mendapatkan vaksinasi COVID-19. Wiku mengingatkan, pihak yang divaksinasi adalah orang-orang yang berisiko tinggi. Ia mengatakan vaksinasi para anggota DPR mendesak demi mengendalikan penularan.

"Saat mendesak untuk seluruh populasi untuk daerah yang berisiko tinggi untuk divaksinasi. Daerah itu namanya ada di pulau Jawa dan Bali," kata Wiku di Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (26/2/2021).

Wiku kembali mengingatkan, 66 persen kasus COVID-19 ada di Jawa-Bali. Oleh karena itu, kata Wiku, "Siapapun yang ada di dalamnya (Jawa-Bali) semakin cepatnya 70 persennya divaksinasi, semakin kontribusi pada kasus Indonesia jauh sekali. Turunnya jauh sekali".

Wiku kembali mengingatkan, orang-orang yang divaksinasi adalah orang-orang berisiko tinggi. Akan tetapi orang yang berisiko tinggi divaksin pun belum bisa dipastikan bebas COVID. Oleh karena itu, orang yang divaksin berpotensi terpapar COVID-19.

Di sisi lain, Wiku juga meminta agar publik tidak melihat sebatas sektor seperti DPR atau kantor, tetapi melihat berdasarkan wilayah seperti Jakarta dalam rangka membentuk herd immunity (kekebalan komunal).

"Ingat yang mau dibentuk adalah herd immunity. Herd immunity bisa bertahap dari satu wilayah paling kecil yaitu kota menurut saya atau aglomerasi Jabodetabek terus baru provinsi atau terus pulau. itu yang harus dilakukan," kata Wiku.

Wiku pun menuturkan Satgas pun akan mengevaluasi efektivitas vaksin dalam membentuk herd immunity. Sebab, kata Wiku, seseorang yang divaksinasi belum tentu terbentuk antibodi.

"Kan membentuk herd immunity itu kan harus dicek. Tidak serta merta kalau sudah divaksinasi otomatis terbentuk antibodi. Harus dicek, harus diteliti. Di situlah letak pentingnya para peneliti untuk melakukan survei tingkat imunitas masyarakat. Baik karena pernah tertular atau karena vaksin," kata Wiku.

Baca juga artikel terkait VAKSINASI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri