Menuju konten utama

Aktivis HAM Papua Sesalkan Penyanderaan Pilot Susi Air

"Tolong pilot Susi Air dilindungi dan dijaga dengan baik, termasuk makan minum serta kesehatannya agar tidak sakit di hutan."

Aktivis HAM Papua Sesalkan Penyanderaan Pilot Susi Air
Seorang petugas memeriksa pesawat Susi Air di Bandara Beringin Muara Teweh ANTARA/Kasriadi

tirto.id - Theo Hesegem, Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, merespons perihal penyanderaan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philips Max Marthin.

"Demi terwujudnya pembebasan seorang pilot membutuhkan pendekatan dengan berbagai pihak, pemerintah Nduga, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, LSM dan tokoh perempuan," kata Theo kepada Tirto, Jumat, 10 Februari 2023. Tujuannya untuk memberikan saran kepada tim pencari sandera.

Theo pun menyesal dan prihatin terhadap penyanderaan dan pembakaran pesawat Susi Air. Seharusnya, menurut dia, pesawat tidak perlu dibakar karena kendaraan yang dimaksud melakukan pelayanan di daerah-daerah terpencil bagi masyarakat.

"Pilot juga melakukan pelayanan kemanusiaan. Ada kebebasan bagi dia dan diberikan akses untuk melayani masyarakat. Mungkin menurut mereka (TPNPB) penyanderaan dan pembakaran pesawat merupakan langkah maju yang bersifat mendesak pemerintah Indonesia dan dunia Internasional untuk mengakui perjuangan nasib sendiri," terang Theo.

Jika memang Philips masih di tangan TPNPB, ia berharap penyandera tidak melakukan kekerasan bahkan berlaku baik terhadap Philips. "Saya harap Egianus dan kawan-kawannya siap mempertangungjawabkan penyanderaan. Tolong pilot Susi Air dilindungi dan dijaga dengan baik, termasuk makan minum serta kesehatannya agar tidak sakit di hutan."

Philips adalah pilot Susi Air jenis Pilatus Porter PC 6/PK-BVY yang hilang kontak di Bandara Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, pukul 06.17 WIT, Selasa, 7 Februari 2023. Bahkan pesawat itu dibakar oleh kelompok pro kemerdekaan Papua.

Philips berangkat dari Bandara Mozes Kilangin, Kabupaten Mimika, membawa lima penumpang, yakni Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W. Pesawat tersebut seharusnya kembali menuju Bandara Mozes Kilangin pada pukul 07.45. Hingga pukul 09.15, pesawat itu tak kembali.

Informasi awal yang beredar, 15 pekerja proyek puskesmas di Kabupaten Nduga, 5 penumpang, dan Philips disandera oleh TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya. Satgas Damai Cartenz pun dikerahkan untuk mencari mereka. Hasilnya, pada 8 Februari 2023, aparat gabungan dari TNI-Polri mengevakuasi 20 orang tersebut menggunakan helikopter.

“5 penumpang pesawat Susi Air dan 15 pekerja bangunan puskesmas di Nduga saat ini dalam kondisi sehat usai dievakuasi,” kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady.

Baca juga artikel terkait PEMBAKARAN PESAWAT SUSI AIR atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Fahreza Rizky