Menuju konten utama

Aksi Aiptu Almunir Lumpuhkan Penyerang Gereja Lidwina Diapresiasi

Almunir mendatangi TKP dan mengamankan pelaku penganiayaan di tengah situasi terdesak yang mengancam dirinya sendiri.

Aksi Aiptu Almunir Lumpuhkan Penyerang Gereja Lidwina Diapresiasi
Polisi menjaga Gereja katolik st. Lidwina Bedog setelah terjadi penyerangan kepada romo dan sejumlah umat oleh orang tak dikenal, Minggu (11/2/2018). tirto.id/Aziz

tirto.id - Aiptu Almunir (57) diberi penghargaan oleh Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Dhofiri atas aksinya melumpuhkan Suliono (23), pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina, Sleman.

Brigadir Polsek Gamping, Sleman itu diapresiasi karena mendatangi TKP dan mengamankan pelaku penganiayaan di tengah situasi terdesak yang mengancam dirinya sendiri.

Penghargaan berupa piagam dan pin itu diberikan oleh Dhofiri kepada Almunir saat acara apel pagi di Mapolda DIY, Sleman, Rabu (14/2/2018), bersama sejumlah anggota kepolisian berprestasi lainnya.

"Ini prestasi yang baik karena dia bisa melumpuhkan korban meski dalam kondisi yang terdesak," kata Dhofiri.

Dari keterangan resmi Humas Polda DIY, berdasarkan keputusan Kapolda DIY Nomor: Kep/150/II/2018 tanggal 13 Februari 2018, selain Almunir, tiga anggota kepolisian lainnya juga menerima penghargaan serupa.

Mereka adalah Iptu Pujiono, Aiptu Prastyanto Julnaidi, dan Brigadir Erwin Riza. Ketiganya dinilai ikut membantu melumpuhkan pelaku penyerangan Gereja Lidwina pada Minggu (11/2) lalu.

"Sementara ini berupa pin dan piagam penghargaan dulu, yang lain nanti akan kami upayakan," sambung Dhofiri.

Menurut Dhofiri, tindakan Munir patut diapresiasi dan menjadi contoh bagi anggota kepolisian lainnya karena telah berhasil melakukan tindakan yang cepat dan terukur dalam kondisi darurat.

Pada saat peristiwa penyerangan terjadi, Almunir menembak kedua kaki pelaku karena mengabaikan peringatan dan justru berbalik menyerangnya dengan parang.

Dalam kondisi seperti itu, menurut Dhofiri, Almunir dibenarkan apabila mengeluarkan tembakan yang mematikan kepada pelaku.

"Bisa saja dia mengeluarkan tembakan di bagian yang mematikan karena dalam kondisi terdesak, tetapi Almunir berusaha hanya melumpuhkan agar pelaku tetap bisa dimintai keterangan," lanjutnya.

Almunir mengaku sudah terbiasa menangani peristiwa kriminal dengan pelaku bersenjata tajam. Pasalnya, ia telah bertugas di reserse kriminal selama 34 tahun.

"Penangkapan pelaku kejahatan sudah sering, Alhamdulillah sudah tidak grogi lagi," tandasnya.

Baca juga artikel terkait PENYERANGAN GEREJA LIDWINA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Ibnu Azis