Menuju konten utama

Akibat Perang Dagang, BI Revisi Proyeksi CAD 2019 Jadi 2,5-3% PDB

Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksi Defisit Transaksi Berjalan (CAD) pada 2019 menjadi 2,5-3 persen dari PDB. 

Akibat Perang Dagang, BI Revisi Proyeksi CAD 2019 Jadi 2,5-3% PDB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers tentang hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan April 2019 di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (25/4/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/ama.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) merevisi target defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) tahun 2019, menjadi menjadi di kisaran 2,5 hingga 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April lalu, bank sentral masih optimistis CAD tahun ini dapat ditekan ke posisi 2,5 persen terhadap PDB.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan revisi ini tak lepas dari kondisi perlambatan ekonomi global serta eskalasi perang dagang Amerika Serikat dan Cina yang berdampak pada transaksi perdagangan dan finansial dunia.

"Itu sekaligus menjawab kenapa kami melakukan revisi terhadap CAD," ujar Perry dalam konferensi pers di kompleks BI, Jakarta Pusat, Kamis (16/5/2019).

CAD pada triwulan I 2019 memang tercatat memburuk dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pada Januari-Maret lalu, CAD tercatat sebesar 7,0 miliar dolar AS atau 2,6 persen dari PDB. Posisi defisit transaksi berjalan ini membengkak jika dibandingkan pada periode sama tahun 2018 yang tercatat 5,2 miliar dolar AS atau 2,01 persen dari PDB.

Pembengkakan CAD tersebut, berdasarkan keterangan BI, terutama disebabkan oleh terpangkasnya surplus neraca perdagangan non-migas.

Di samping itu, defisit neraca jasa juga membengkak lantaran penurunan surplus jasa perjalanan (travel). Hal itu terjadi seiring dengan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara secara musiman di tengah impor jasa pengangkutan barang (freight) yang merosot.

Meski demikian, kata Perry, pemerintah dan bank sentral telah berupaya maksimal mengendalikan CAD. Misalnya, melalui program B20, penundaan proyek infrastruktur yang belum penting dan peningkatan kinerja ekspor.

"Namun lambatnya ekonomi global [jadi sebab] kenapa kami berdasarkan perkiraan terkini CAD di tahun 2019 kisaran adalah 2.5-3 persen PDB. Sebelumnya, memang kami upayakan dan perkirakan ke arah 2.5 persen dari PDB," ujar Perry.

Baca juga artikel terkait DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom