Menuju konten utama

Airlangga Klaim Kartu Prakerja Bisa Dipakai Negara Berkembang Lain

Menko Airlangga menyebutkan keberhasilan program Kartu Prakerja dinilai cocok untuk diterapkan di negara berkembang lain.

Airlangga Klaim Kartu Prakerja Bisa Dipakai Negara Berkembang Lain
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan pengarahan dalam penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI kepada alumni program Kartu Prakerja di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (8/4/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/hp.

tirto.id - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto mengatakan, pelaksanaan Kartu Prakerja mendapat perhatian serius dari berbagai negara. Bahkan keberhasilan program Kartu Prakerja dinilai cocok untuk diterapkan di negara berkembang lain.

"Kemarin dalam pertemuan (World Economic Forum) di Davos, Menaker dari Belanda dengan Perdana Menterinya mengatakan Kartu Prakerja, mereka ingin melihat dan ini bisa direplikasi di negara-negara berkembang yang lain," kata dia dalam Temu Raya Program Kartu Prakerja bersama Presiden Jokowi, Jumat (17/6/2022).

Airlangga mengatakan, Kartu Prakerja sudah diikuti oleh 12,8 juta peserta dari 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Dari jumlah peserta, sebanyak 95 persennya telah menerima insentif, 56 persen tinggal di desa, 49 persen perempuan, dan sekitar tiga persen adalah penyandang disabilitas.

Selain itu, keberhasilan Kartu Prakerja juga menggabungkan permintaan dan penawaran dalam satu ekosistem dengan menggunakan database dan artificial intelligent (AI) didukung oleh 171 lembaga pelatihan, enam platform digital, enam mitra pembayaran, tiga portal kerja, dan delapan perguruan tinggi sebagai penilai dan pemantau.

"Pasar yang dibentuk dari pelatihan prakerja selama dua tahun, ini adalah pasar pelatihan nilainya adalah Rp6 triliun satu tahun. Sebelum Kartu Prakerja pasar ini kosong, tidak ada pasar yang menangani digital education," ungkapnya.

Sebanyak 30 persen peserta yang sebelumnya menganggur kini telah bekerja atau berwirausaha, 90 persen mengalami peningkatan kompetensi, produktivitas, dan daya saing, dan 66 persen dari mereka mengaku menggunakan sertifikasi prakerja untuk mendapatkan pekerjaan.

Kemudian, 27 persen penerima sebelumnya tidak memiliki rekening namun kini sudah membuka e-wallet sehingga menjadi bagian dari program inklusi keuangan. Sedangkan dari bantuan Rp600 ribu untuk empat bulan yang diberikan, 92 persen digunakan untuk membeli pangan dan 70 persen untuk modal usaha.

"Kami juga melihat bahwa program ini dinilai oleh lembaga eksternal, seluruhnya menemukan bahwa program ini berdampak positif dalam peningkatan skill dan pekerjaan pesertanya, dan ini mempertegas dampak positif dari program Kartu Prakerja," pungkas dia.

Baca juga artikel terkait KARTU PRAKERJA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri