Menuju konten utama

Ahok Tanggapi Soal Hasil Survei LSI yang Unggulkan Anies

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak mempermasalahkan hasil survei itu dan justru ingin melihat kebenarannya pada pemungutan pada 19 April 2017 mendatang.

Ahok Tanggapi Soal Hasil Survei LSI yang Unggulkan Anies
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

tirto.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei yang mengatakan bahwa netizen Jakarta lebih memilih pasangan nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno daripada memilih pasangan nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat untuk menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Menanggapi itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak mempermasalahkan hasil survei itu dan justru ingin melihat kebenarannya pada pemungutan pada 19 April 2017 mendatang.

"Ya enggak apa-apa. Kita lihat tanggal 19 april," kata Ahok di Proklamasi, Jakarta, Rabu (22/3/2017).

Ahok mengatakan bahwa masyarakat Jakarta akan mempunyai gubernur baru apabila hasil survei tersebut benar-benar terbukti.

"Kalau memang hasil survei sesuai tanggal 19 ya berarti Oktober 2017 orang Jakarta punya gubernur baru namanya Anies. Sederhana kan?" tutur Ahok.

Sementara itu, pengamat politik Muradi mengatakan bahwa respon Ahok membuktikan kalau mantan Bupati Belitung Timur itu tidak mempermasalahkan siapapun yang terpilih dalam Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. Menurut Muradi, Gubernur DKI Jakarta non-aktif itu sedang menyampaikan pesan bahwa siapapun yang dipilih adalah untuk Jakarta.

"Apa yang disampaikan Ahok adalah bentuk penegasan bahwa yang bersangkutan (Anies) bersama Ahok akan bekerja sepenuh hati untuk memenangkan hati dan pikiran warga jakarta dengan memilihnya sebagai gubernur dan wakil gubernur," tutur Muradi saat berbincang dengan Tirto, Rabu (22/3).

Pengajar Universitas Padjajaran ini melihat, survei seakurat apapun tidak sepenuhnya menjadi pijakan untuk pemilihan putaran kedua di 19 April mendatang. Ia melihat masih ada waktu 3 minggu untuk mengubah hasil survei menjadi kemenangan Ahok-Djarot.

Muradi mengingatkan, survei tersebut berlangsung saat kekuatan Ahok-Djarot belum terkonsolidasi dengan baik. Dirinya melihat, Ahok-Djarot masih bisa memenangkan putaran kedua dengan memanfaatkan waktu yang tersisa.

"Tiga minggu waktu yang bisa dimanfaatkan untuk kembali memenangkan hati dan pikiran warga Jakarta sebagaimana 2012 saat melakukannya bersama Jokowi," kata Muradi.

Sebelumnya, peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar mengatakan banyak netizen menginginkan gubernur baru dibandingkan petahana. Saat ini, kandidat petahana, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat hanya berhadapan dengan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Uno.

"Dari pengguna media sosial, sebesar 54.33 persen menyatakan bahwa mereka ingin punya gubernur baru. Dan hanya sebesar 39.47 persen yang menyatakan tetap ingin gubernur yang lama," ungkap Rully Akbar di Rawamangun, Selasa (21/3).

Sedangkan yang tidak menggunakan media sosial, sebanyak 55.08 persen menginginkan gubernur baru dan 37.92 persen menginginkan gubernur yang lama.

"Mayoritas pengguna media sosial menilai Ahok menista agama Islam terkait dengan pernyataanya tentang Al Maidah ayat 51. Dari mereka yang merupakan pemain media sosial, sebesar 56 persen menyatakan bahwa pernyataan Ahok tentang Al-Maidah ayat 51 merupakan bentuk penistaan agama. Hanya sebesar 31.40 persen yang menyatakan bukan penistaan agama," lanjut dia.

Sedangkan yang bukan pengguna media sosial, 52.08 persen menyatakan bentuk penistaan agama, dan 29.42 persen mengatakan sebaliknya.

Rully juga menyampaikan sebanyak 28.45 persen pemain media sosial mengatakan tidak rela Gubernur DKI terpilih seorang terdakwa penista agama. Dan 58.25 persen mengatakan sebaliknya.

Namun demikian, mayoritas pengguna media sosial merasa puas dengan kinerja Ahok. Sebanyak 73.60 persen mengatakan puas, dan hanya 26.40 persen mengatakan tidak puas.

Jika dilihat secara keseluruhan, ujar Rully, pengguna media sosial, paslon Anies-Sandiaga unggul di tiga isu yakni Gubernur baru, penistaan agama, dan Gubernur terdakwa. Sedangkan pasangan Ahok-Djarot unggul dalam hal kinerja pemerintahan.

Baca juga artikel terkait AHOK-DJAROT atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto