Menuju konten utama

Afrika Selatan Lakukan Uji Coba Vaksin HIV

Afrika Selatan, negara dengan tingkat HIV/AIDS tertinggi di dunia, melakukan ujicoba pemberian vaksin HIV. Uji coba ini melibatkan lebih dari 5,4 ribu orang.

Afrika Selatan Lakukan Uji Coba Vaksin HIV
[Ilustrasi] Waqas, 12, tertular HIV melalui transfusi darah yang tercemar, berjalan menuruni tangga dengan ayahnya setelah wawancara dengan Reuters di Islamabad, 5 Desember 2014. [Foto/Reuters/Zohra Bensemra]

tirto.id - Studi vaksin HIV pertama yang akan berlangsung tujuh tahun di Afrika Selatan telah diujicoba pada Senin (28/11/2016). Uji coba bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif vaksin HIV dapat memberikan perlindungan terhadap virus AIDS,

Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (National Institutes of Health/NIH) menyampaikan penelitian yang disebut HVTN 702 itu ditujukan terhadap 5.400 pria dan perempuan berusia 18 sampai 35 tahun yang aktif secara seksual. Dengan jumlah peserta sebesar itu, uji klinik vaksin HIV ini menjadi paling besar dan canggih yang berlangsung di Afrika Selatan, negara dengan lebih dari 1.000 orang terinfeksi HIV setiap hari.

"Jika dikerahkan bersama perangkat senjata terkini kami yang sudah terbukti bisa mencegah HIV, vaksin yang aman dan efektif bisa menjadi paku terakhir pada peti mati HIV," kata Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (National Institute of Allergy and Infectious Diseases/NIAID) yang merupakan bagian NIH, dan penyelenggara uji klinik tersebut.

"Bahkan vaksin yang secara moderat efektif akan secara signifikan menurunkan beban penyakit HIV dari waktu ke waktu di negara-negara dan populasi dengan tingkat infeksi HIV tinggi seperti Afrika Selatan."

Rejimen vaksin eksperimental yang diuji dalam HVTN 702 didasarkan pada vaksin yang diteliti dalam uji klinik RV144 di Thailand, menunjukkan bahwa vaksin bekerja efektif sebesar 31,2 persen untuk mencegah infeksi selama 3,5 tahun lebih setelah vaksinasi.

Rejimen vaksin baru sudah disesuaikan dengan subtipe HIV yang menonjol di bagian selatan Afrika dan uji klinik awal kecil yang melibatkan 252 orang menunjukkan bahwa itu aman untuk peserta studi dan imbasnya pada respons kekebalan sebanding dengan yang dilaporkan pada RV144.

Uji klinik baru yang dilaksanakan di 15 lokasi di seluruh Afrika Selatan ditujukan untuk menguji apakah vaksin itu akan memberikan perlindungan lebih besar dan berkelanjutan dibandingkan dengan rejimen RV144.

Para relawan akan secara acak diberi rejimen vaksin yang masih dalam penelitian itu atau plasebo. Seluruh peserta akan mendapat total lima suntikan selama satu tahun dan hasilnya akan diketahui akhir 2020.

"HIV sudah merenggut banyak kematian di Afrika Selatan, tapi sekarang kami memulai eksplorasi ilmiah yang bisa sangat menjanjikan bagi negara kita," kata Kepala Protokol HVTN 702 Glenda Gray, presiden dan pemimpin eksekutif Dewan Riset Medis Afrika Selatan.

"Jika vaksin HIV berhasil di Afrika Selatan, itu akan secara dramatis mengubah haluan pandemi," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.

Baca juga artikel terkait HVTN 702

tirto.id - Kesehatan
Sumber: antara
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH