Menuju konten utama

Afghanistan Berpotensi Jadi Markas Baru ISIS Usai Kalah di Suriah

Afghanistan berpotensi menjadi markas baru ISIS usai dipukul mundur dari Suriah.

Afghanistan Berpotensi Jadi Markas Baru ISIS Usai Kalah di Suriah
Ilustrasi orang bersenjata api. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kelompok ISIS memperluas jangkauannya di Afghanistan usai kekalahan mereka di Suriah dan Irak. Kelompok ISIS merekrut anggota baru dan merencanakan serangan ke negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat, dikutip dari Aljazeera.

Seorang perugas intelijen Afghanistan menyebut aksi terakhir mereka, yaitu penyerangan di Kabul adalah permulaan dari serangan yang akan dilakukan di negara-negara Barat.

“Kelompok [ISIS] ini adalah ancaman terdekat bagai Tanah Air kami dari Afghanistan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa tugas utama ISIS adalah untuk melakulan serangan-serangan eksternal.

“Itu adalah tujuan mereka. Ini hanyalah masalah waktu, dan sangat mengerikan,” tambahnya.

Bruce Hoffman, direktur Pusat Studi Keamanan di Universitas Georgetown menilai Afghanistan berpotensi menjadi markas baru kelompok militan ISIS usai kekalahan mereka di Irak dan Suriah.

“ISIS telah menginvestasikan perhatian dan sumber daya dalam jumlah besar di Afghanistan,” katanya dikutip oleh ABC News.

Sejak 2014, ISIS telah menyasar Afghanistan dan menyebut wilayah mereka sebagai Provinsi Khorasan, diambil dari nama sebuah wilayah di Asia Tengah pada masa lampau. Para militan Taliban bergabung karena kagum terhadap ideologi ISIS yang lebih radikal.

Taliban berjuang melawan pemerintahan Afghanistan, tetapi ISIS memiliki visi besar dan jaringan kuat di Timur Tengah, serta dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi yang memiliki pengaruh besar di Timur Tengah.

Di Afghanistan, ISIS menyerang kaum minoritas aliran Muslim Syiah, menganggap mereka adalah pelanggar hukum Islam dan layak mati.

ISIS sempat mengalami kemunduran di negara tersebut karena pemimpin mereka mati karena serangan bom angkatan bersenjata AS, tetapi kembali bangkit ketika pada 2015 militan Uzbekistan bergabung.

Hingga saat ini, terdapat ribuan pasukan, mayoritas berasal dari Asia Tengah dan beberapa dari negara-negara Arab, Ceko, India, Bangladesh, dan etnis Uighur di Cina.

Kelompok ini berbasis di sebelah timur Provinsi Nangarhar, yang berbatasan dengan Pakistan. Kemudian meluas ke utara, Provinsi Kunar. Provinsi Nuristan dan Laghman juga rawan menjadi markas ISIS.

Ajmal Omar, anggota dewan Provinsi Nangarhar menyebut bahwa ISIS telah tersebar ke 4 wilayah tersebut.

“Saat ini di Kunar, sisi kiri jalan adalah kelompok Taliban, sedangkan sisi kanan kelompok Daesh (bahasa Arab untuk ISIS). Pemerintah ada di tengah-tengahnya,” ujarnya seperti dikutip Aaswat News.

“Ketika mereka memulai di Afghanistan, hanya ada sekitar 150 militan, tapi sekarang ada ribuan dan ribuan militan,” tambahnya.

Ia juga menambahkan bahwa okupansi ISIS di provinsi timur hanyalah modus militer, sedangkan sasaran utama ISIS adalah Jalalabad. Beberapa kasus penyerangan di Barat berafiliasi langsung dengan Afghanistan.

Martin Azizi-Yarand, seorang pemuda di Texas menyerang sebuah mall di pinggiran kota mengatakan bahwa ia terinspirasi dari ISIS dan mempersiapkan diri untuk bergabung dengan militan di Afghanistan.ia kemudian dip3njara 20 tahun.

Rakhmat Akilov, pria Uzbekistan paru baya juga melakukan serangan di Stockholm pada 2017, menyebut bahwa pemimpinnya ada di Afghanistan dan menyuruhnya melakukan aksi tersebut.

Baca juga artikel terkait ISIS atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora