Menuju konten utama

Ade Armando Tak Akan Henti Kritik Anies Meski Fahira Cabut Laporan

Jika alasan Fahira mencabut laporan hanya agar berhenti mengkritik Anies. Ade tak akan menurutinya, ia nyatakan akan terus mengkritik.

Ade Armando Tak Akan Henti Kritik Anies Meski Fahira Cabut Laporan
Pendamping korban pelecehan seksual berinisial RA, Ade Armando mendatangi Bareskrim Polri di Kawasan Gambir, Jakarta, Rabu (2/1/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menegaskan tak akan berhenti mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sekalipun laporan polisi soal kritikannya terhadap Anies telah dicabut.

Ade sebelumnya dilaporkan oleh Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Fahira Idris atas dugaan mengubah terhadap bentuk dokumen dan atau informasi elektronik atas foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerupai tokoh wajah Joker.

"Kalau misalnya untuk itu [Fahira mencabut laporan] saya harus berhenti mengkritik Pak Anies, itu tidak akan saya lakukan. Karena mengkritik Pak Anies itu kewajiban kita semua," kata Ade saat tiba di Polda Metro Jaya (PMJ), Rabu (20/11/2019).

Ade menyatakan alasannya terus mengkritisi kinerja Anies Baswedan karena ingin memperjuangkan kebenaran dan perang melawan potensi korupsi yang terjadi di tubuh pemerintahan Gubernur DKI Jakarta itu.

Apalagi bukan hanya dirinya sendiri saja yang terus mengkritisi kinerja Anies. Tetapi juga banyak pihak yang ikut mengkritik kinerja Gubernur DKI Jakarta itu.

"Jadi beliau [Anies] harus terus dikritik, diserang, bukan dengan niat buruk, tetapi dengan niat agar uang rakyat tidak sampai dihambur-hamburkan atau bahkan dikorupsi," tegas dia.

Kemudian Ade menyarankan kepada Fahira sampai berulang kali, sebagai anggota DPD RI alangkah lebih baik mengurus pekerjaannya untuk kepentingan masyarakat dibandingkan mengurus meme Anies yang menyerupai tokoh joker itu.

"Mengapa mengurus-urusan meme ini sementara ada sesuatu jauh lebih penting untuk masyarakat, yaitu terkait dengan penggunaan uang rakyat di anggaran belanja pemerintah daerah," jelas dia.

Dosen Komunikasi UI itu juga menyatakan tak akan pernah kapok untuk terus mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam mengkritisi pemerintah. Sebelum Dipolisikan oleh Fahira, Ade juga pernah dilaporkan oleh beberapa pihak terkait kasus dugaan penodaan agama hingga hadis.

"Karena selama ini pengalaman saya berulang kali dilaporkan oleh berbagai pihak itu selalu saya datang, dan selalu saya di prosesnya berjalan profesional," tuturnya.

"Saat ini dan dengan harapan seterusnya, memang saya belum dinyatakan bersalah," lanjutnya.

Baca juga artikel terkait KASUS PENCEMARAN NAMA BAIK atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Hukum
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Irwan Syambudi