Menuju konten utama

ADB Prediksi Sejumlah Risiko Bisa Hambat Ekonomi Indonesia

Sejumlah risiko diprediksi bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 dan 2018. Meskipun demikian, ADB optimistis ekonomi Indonesia mampu tumbuh hingga 5,3 persen pada tahun depan.

ADB Prediksi Sejumlah Risiko Bisa Hambat Ekonomi Indonesia
(Ilustrasi) Menkeu Sri Mulyani (kanan) bersama Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakao (kiri) menyampaikan keterangan pers usai bertemu Presiden Joko Widodo di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (1/2/2017). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Ekonom Bank Pembangunan Asia (ADB) Emma Allen memprediksi ekonomi Indonesia menghadapi sejumlah risiko internal maupun global, meski berpotensi tumbuh kuat pada 2017 dan 2018.

"Masih terdapat sejumlah risiko atas proyeksi ekonomi Indonesia," kata Country Economist ADB itu di Jakarta, pada Selasa (26/9/2017) seperti dikutip Antara.

Emma menjelaskan salah satu risiko domestik yang bisa mengganggu kinerja perekonomian Indonesia pada 2017 dan 2018 adalah minimnya hasil optimalisasi penerimaan pajak.

"Dengan defisit fiskal yang mendekati tiga persen, penerimaan pajak yang tidak tercapai bisa mempengaruhi kinerja belanja pemerintah dan infrastruktur publik, serta target pertumbuhan secara keseluruhan," kata Emma.

Risiko internal lainnya, dia menambahkan, adalah terkait ancaman inkonsistensi dari pelaksanaan reformasi struktural dan dampak politik pelaksanaan pilkada serentak pada 2018.

Sedangkan risiko global, yang dihadapi oleh ekonomi Indonesia pada 2017 dan 2018, menurut Emma antara lain fluktuasi harga komoditas global dan ketidakpastian kebijakan ekonomi negara-negara maju.

"Ketidakpastian kebijakan ini salah satunya terkait dengan rencana penyesuaian suku bunga The Fed yang bisa menyebabkan capital outflow (aliran modal ke luar negeri). Namun, komunikasi dari The Fed bisa membuat pasar untuk mengantisipasi rencana tersebut," ujar Emma.

Dia juga mengatakan risiko eksternal lainnya bagi perekonomian Indonesia berhubungan dengan gejolak yang terjadi di pasar finansial internasional dan iklim geopolitik di kawasan Asia.

"Risiko ini harus diantisipasi karena ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh kuat didukung oleh kestabilan kurs rupiah serta laju inflasi yang relatif terkendali," ujarnya.

Berdasar publikasi terbaru Asian Development Outlook (ADO) 2017, ekonomi Indonesia sebenarnya masih diproyeksikan mengalami penguatan dengan tumbuh sebesar 5,1 persen pada 2017. Sementara pertumbuhan pada 2018 diprediksi oleh ADB sebesar 5,3 persen.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 dan 2018 ini didukung oleh kinerja pembangunan infrastruktur publik dan membaiknya iklim investasi swasta yang terus berlanjut. Publikasi itu juga memproyeksikan belanja pemerintah dapat mendukung pertumbuhan ekonomi pada paruh kedua 2017.

Investasi swasta diperkirakan akan meningkat secara perlahan selama semester kedua 2017, seiring mulai terlihatnya dampak positif dari reformasi kebijakan yang memperbaiki iklim usaha. Selain itu, keputusan lembaga pemeringkat Standard & Poors untuk menaikkan peringkat Indonesia ke level layak investasi (investment grade) dianggap bisa mempercepat arus modal masuk, termasuk investasi swasta.

Kebijakan fiskal juga akan mendukung pertumbuhan melalui realokasi anggaran yang mampu memberikan pagu belanja lebih besar bagi infrastruktur publik, kesehatan dan pendidikan. Meskipun pemerintah telah mengurangi subsidi energi, yang menyebabkan terjadinya kenaikan tarif dasar listrik, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih tetap kuat.

Keyakinan konsumen ini didukung oleh kestabilan kurs rupiah serta proyeksi laju inflasi yang lebih terkendali yaitu sebesar 4,0 persen pada 2017 dan 3,7 persen pada 2018. Tren penurunan inflasi ini karena ada upaya pemerintah menjaga harga pangan melalui pengelolaan logistik dan pusat distribusi pangan di daerah-daerah secara lebih baik.

Meskipun demikian, publikasi ADB itu menyimpulkan pula bahwa prospek perdagangan Indonesia masih mengalami ketidakpastian. Hal ini sebab tidak meratanya tingkat pemulihan dan pertumbuhan para mitra perdagangan Indonesia serta pelemahan harga komoditas.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom