Menuju konten utama

ADB Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 4,5 persen Selama 2021

Perbaikan ekonomi ditopang peningkatan vaksinasi anti-Corona dan pembukaan aktivitas ekonomi.

ADB Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 4,5 persen Selama 2021
Petani memanen buah melon di areal persawahan kawasan Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (25/4/2021). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww.

tirto.id - Asian Development Bank (ADB) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 akan mencapai 4,5 persen secara year on year (yoy) lebih baik dari realisasi 2020 yang terkontraksi 2,1 persen. Proyeksi edisi April 2021 ini tak berubah dari prediksi edisi Desember 2020 lalu yang juga berkisar 4,5 persen yoy.

“Terlepas dari sifat krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat COVID-19, Indonesia telah menghadapinya dengan baik di 2020. Berkat koordinasi yang baik, respons krisis yang baik dan kepemimpinan yang kuat untuk mengendalikan pandemi,” ucap ADB Country Director for Indonesia Winfried Wicklein, Rabu (28/4/2021).

Perhitungan ADB ini didasari oleh prediksi perbaikan konsumsi sepanjang 2021. Perbaikan ini ditopang oleh pelaksanaan vaksinasi yang mulai berlangsung bersamaan dengan pembukaan kembali aktivitas ekonomi di sejumlah sektor.

ADB juga memperkirakan bahwa investasi diperkirakan akan kembali naik sejalan dengan prospek ekonomi yang lebih cerah. Sayangnya, perbaikan ini belum akan diikuti oleh penyaluran kredit yang diperkirakan masih akan melambat.

Inflasi Indonesia diperkirakan akan naik menjadi 2,4 persen pada 2021 dan menjadi 2,8 persen per 2022. Angka ini dinilai membaik dari inflasi 2020 yang melambat hingga level 1,6 persen. Tingkat inflasi 2021 ini masih dalam target Bank Indonesia sehingga masih relatif terjaga.

Ekspor Indonesia di tahun 2021 juga diperkirakan akan terus membaik dan turut berkontribusi meringankan beban defisit transaksi berjalan (CAD) sehingga hanya mencapai 0,8 persen PDB. Meski demikian, pada 2022 CAD diperkirakan akan kembali melebar menjadi 1,3 persen PDB seiring peningkatan impor barang modal untuk menunjang investasi.

Meski demikian, perbaikan ini menurut ADB masih dibayangi oleh sejumlah risiko. Salah satunya pemulihan ekonomi global yang berpotensi tak sesuai proyeksi karena ancaman mutasi baru virus Corona sekaligus tren vaksinasi global juga belum merata.

Dari Indonesia sendiri, ADB menyoroti potensi kenaikan kasus COVID-19 sesudah Lebaran 2021. Di sisi lain Indonesia juga mengalami keterlambatan suplai vaksin terkhususnya dari India yang dikhawatirkan menghambat laju vaksinasi.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali