Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Adab Membaca dan Memperlakukan Al-Qur'an, Apa Saja?

Adab membaca dan memperlakukan Al-Qur'an, salah satunya tidak mengganggu orang lain ketika sedang membacanya.

Adab Membaca dan Memperlakukan Al-Qur'an, Apa Saja?
Ilustrasi tadarusan Al-Quran. ANTARA/Wahdi Septiawan

tirto.id - Adab membaca dan memperlakukan Al-Qur’an di antaranya memulai pembacaan dengan taawuz, berada dalam keadaan suci, melafalkan secara tartil, hingga suara tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah.

Umat Islam seluruh dunia seperti Indonesia baru-baru ini dihebohkan dengan pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan seorang ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark di Swedia.

Terlepas dari pihak-pihak yang terlibat, tindakan itu sepatutnya tidak dilakukan karena dapat memicu kebencian dari umat Islam.

Riau Antara News mengabarkan bahwa Ulf Kristersson selaku Perdana Menteri Swedia melalui unggahan Twitter menuliskan bahwa, “Membakar kitab yang dianggap suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat kasar. Saya ingin menyatakan simpati kepada semua Muslim yang merasa terhina oleh apa yang terjadi di Stockholm.”

Adab Membaca dan Memperlakukan Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi petunjuk hidup manusia. Ayat-ayat Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril secara berangsur-angsur selama kurang lebih 22 tahun 2 bulan 12 hari.

Al-Qur’an terdiri dari 114 surat, 6236 ayat, dan 30 juz. Yusuf Hasyim dalam buku Akidah Akhlak (2020) menuliskan bahwa Al-Qur’an terdiri dari 6 isi pokok meliputi akidah, ibadah, muamalah, akhlak mulia, sejarah, dan syariat.

Sebagai kitab suci, seluruh umat Islam sudah seyogyanya mempelajari mengenai Al-Qur’an.

Hal tersebut senada dengan hadis riwayat Imam Bukhari, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut:

Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya,” (HR Bukhari).

Mempelajari Al-Qur’an tidak hanya mengetahui isinya dan cara membacanya. Namun, juga sepatutnya mengetahui cara memperlakukan kitab suci tersebut.

Berikut ini beberapa adab membaca dan memperlakukan Al-Qur’an:

1. Memulai pembacaan Al-Qur’an dengan taawuz

Membaca Al-Qur’an sebaiknya didahului dengan melafalkan taawuz, yakni doa mohon penjagaan dan perlindungan dari godaan setan.

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah An-Nahl ayat 98 sebagai berikut:

Apabila engkau hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk,” (QS. An-Nahl [16]: 98).

Berikut ini lafal taawuz:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Bacaan latinnya: A'udzu billa hi minasy syaitho nir rajim.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”

2. Membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci dan duduk sopan serta tenang

Seorang muslim yang membaca Al-Qur’an dianjurkan dalam keadaan suci dari hadas dan najis, baik badan, pakaian, hingga tempat. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-Waqiah ayat 79:

Tidak ada yang menyentuhnya, kecuali para hamba [Allah] yang disucikan,” (QS. Al-Waqiah [56]: 79).

3. Membaca dengan tartil

Sebaik-baiknya membaca ayat Al-Qur’an adalah dengan tartil, yakni pelan dan tidak terburu-buru.

Tujuan dari pembacaan tartil salah satunya supaya seorang muslim dapat lebih menghayati setiap ayat-ayat Al-Qur’an.

Dalil pembacaan Al-Qur’an secara tartil termaktub dalam Surah Al-Muzzammil ayat 4 sebagai berikut:

Atau lebih dari [seperdua] itu. Bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan,” (QS. Al-Muzzammil [73]: 4).

4. Suara tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah

Membaca Al-Qur’an sebaiknya tidak menggunakan suara yang dapat mengganggu ibadah orang lain.

Hal ini sebagaimana hadis riwayat Abu Dawud, Nasa’I, Baihaqi, dan Hakim, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut:

Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca [Al-Qur’an] atau ketika dalam salat,” (HR Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi, dan Hakim).

Baca juga artikel terkait ADAB MEMBACA ALQURAN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno