Menuju konten utama

Ada 141 Juta Kelas Menengah Tahun 2020, RI Waspadai Kenaikan Impor

Kelas mengah Indonesia di tahun 2020 diprediksi mencapai 141 juta jiwa. Pengusaha diminta kerja keras untuk penuhi kebutuhan domestik.

Ada 141 Juta Kelas Menengah Tahun 2020, RI Waspadai Kenaikan Impor
Presiden Joko Widodo (kanan) beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kiri) memberi hormat saat tiba untuk memimpin prosesi pemakaman almarhum Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMP) Kalibata, Jakarta, Kamis (12/9/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi jumlah kelas mengah Indonesia di tahun 2020 mencapai 141 juta jiwa. Jumlah ini meningkat dua kali lipat ketimbang tahun lalu yang masih di kisaran 70 juta jiwa.

"Padahal, lima tahun lalu jumlahnya ada 70 juta ini besar sekali. Ini bukti ada revolusi konsumen di Indonesia," jelas dia saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) XVI di Hotel Sultan, Senayan Jakarta Selatan, Senin (16/9/2019).

Ia mengatakan, bertambahnya jumlah kelas menengah menunjukkan bahwa daya beli masyarakat juga meningkat. Hal tersebut yang diwanti-wanti Jokowi untuk para pengusaha agar bersiap memenuhi kebutuhan konsumen di dalam negeri.

Sebab, jika produksi dalam negeri tak mencukupi konsumsi, para produsen negara tetangga akan melihat Indonesia sebagai pasar yang potensial untuk digarap. Jangan sampai, kata Jokowi, pertumbuhan masyarakat menengah di RI malah membuat importir lebih semangat untuk mengirimkan barangnya ke Indonesia.

"Sebaran konsumen juga semakin metara, dulu 25 kabupaten kota. Tahun depan akan ada 54 kabupaten kota artinya pembagiannya juga 2 kali lebih. Hati-hati dengan pentingkatan seperti ini impikasinya jadi makin menarik negara lain," jelasnya.

Apalagi, kata Jokowi, kondisi perekonomian global saat ini dalam masih dihantui ketidakpastian akibat perang dagang serta ancaman resesi di beberapa negara berkembang.

Karena itu lah, menurut Jokowi, pengusaha harus lebih gencar lagi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan, pertumbuhan jumlah kelas menengah akan mendorog konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi. Hal ini akan membawa berkah bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.

"Untungnya, dengan adanyanya ini [meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah] bisa mendorong konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi lagi. Kemudian memunculkan banyak varian bisnis bisnis baru. Terutama di bisnis era digital," kata dia kepada Tirto, Senin (16/9/2019).

Apalagi, ia mengatakan, jumlah pertumbuhan dari masyarakat kelas menengah merupakan generasi milenial yang punya kebutuhan besar untuk leisure activity atau kegiatan di waktu luang.

Artinya sektor entertainment atau hiburan akan makin bergairah dan idustri ini lah yang harus diberikan perhatian oleh pemerintah.

"Karena kalau yang dulu dia masih ada di kelas miskin dia cuma cukup makan dan minum ya untuk kebutuhan hidup lah ya. Tapi sebagai kelas menengah ada tuntutan untuk nonton bioskop. Untuk hangout di weekend, jalan-jalan ke luar kota kan itu harusnya membuat gairah konsumsi rumah tangga kita meningkat kan," terang dia.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI HIBURAN atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana