Menuju konten utama

Acungan Tiga Jari BTP: Netral di Pilpres atau Merapat ke PDIP?

Bermacam spekulasi muncul mengenai arah politik dari acungan tiga jari yang dikeluarkan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) usai keluar dari penjara.

Acungan Tiga Jari BTP: Netral di Pilpres atau Merapat ke PDIP?
BTP Bebas. Instagram/basukibtp

tirto.id - Selepas Basuki Tjahaja Purnama alias BTP keluar dari tahanan di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, 24 Januari lalu, banyak spekulasi muncul mengenai arah politik dari acungan tiga jari yang ia tunjukkan saat proses administrasi di penjara.

Acungan tiga jari secara politis memang bisa dibaca dari berbagai sisi. Salah satunya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang menilai tiga jari itu memuat pesan politis. Mardani menganggap foto itu menandakan mantan gubernur DKI Jakarta tersebut bersikap netral di Pilpres 2019.

"Kalau menurut saya itu kebesaran jiwa Pak Ahok sekarang, tidak ingin masuk ke dalam dua kubu yang sekarang sedang berkompetisi. Walaupun [soal] apa maksudnya [sebenarnya], Pak Ahok yang lebih tahu," kata Mardani di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (24/1/2019).

Tapi, benarkah hanya itu saja tafsirnya?

Kemungkinan ke PDIP

Namun, ada juga tafsiran lain dari kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. Salah satunya dari politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. Ia menilai tiga jari yang diacungkan BTP bisa saja ke arah PDIP, mengingat nomor urut tiga adalah milik PDIP di Pemilu 2019.

"Tapi mungkin saja juga ada niatan dari Ahok sebagaimana sudah disampaikan beberapa kali oleh kawan-kawannya, termasuk Djarot, ingin masuk di PDIP. Kita tahu, kan, PDIP nomor urut 3, mungkin saja Ahok mau masuk PDIP," kata Ferdinand saat dihubungi reporter Tirto, Jumat (25/1/2019).

Ferdinand menilai, jika memang demikian, itu merupakan hak politik setiap orang, termasuk BTP. Setiap orang punya hak untuk bergabung dan kampanye ke kubu mana pun.

Politikus PDIP sekaligus anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Eva Sundari mengatakan tidak heran jika memang ada tafsiran BTP akan merapat ke PDIP. Eva berkata, hal itu akan menambah suara elektoral bagi kubu Jokowi.

"Saya yakin akan menambah potensi suara untuk Jokowi, tapi walaupun tanpa jari pun sebetulnya di beberapa statemen mas Djarot [Djarot Saiful Hidayat], setelah mengunjungi Ahok, kan, arahnya ke Pak Jokowi juga, gesturnya Ahok," kata Eva saat dihubungi reporter Tirto.

Namun, Eva tak ingin berspekulasi lebih jauh. Ia menilai BTP bukan tipe orang yang mudah digiring dan dikontrol. "Kalau dia mau gabung kita sambut gembira, bukan kita seret.”

Infografik CI Timeline Kasus Ahok

Infografik CI Timeline Kasus Ahok

Netral

Pengajar komunikasi politik Univeritas Airlangga (Unair) Suko Widodo menyatakan secara komunikasi politik, acungan tiga jari BTP memiliki isyarat yang multitafsir.

Suko mempertanyakan, mengapa dari lima jari yang dicelupkan dengan tinta, hanya tiga jari saja yang dikeluarkan. Ia percaya bahwa itu memiliki makna tersendiri.

Namun, Suko sepakat dengan Mardani, bahwa tiga jari yang ditunjukkan BTP karena ia tidak mau memihak ke kubu satu maupun dua, alias netral.

"Dia kecewa karena banyak pihak yang tidak membela dia saat bermasalah hukum kemarin," kata Suko saat dihubungi reporter Tirto.

Meski begitu, Suko memprediksi BTP akan tetap terjun ke dunia politik walau tak bergabung dengan partai politik.

"Ahok itu punya naluri politik, dia punya naluri terjun ke ranah publik, jadi enggak akan lepas. Tapi kan politik enggak melulu parpol, bisa juga LSM, NGO. Itu juga bisa kerja untuk publik kan," ujar Suko.

Sementara itu staf pribadi BTP, Ima Mahdiyah menyatakan tidak ada maksud khusus dari acungan tiga jari tersebut.

“Itu bercandaan saja. Dan yang pasti bukan golput,” kata Ima saat dihubungi reporter Tirto.

Baca juga artikel terkait PEMBEBASAN BTP atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Gilang Ramadhan