Menuju konten utama

ACT Siap Distribusikan Bantuan Beras ke 10.000 KK Miskin di Jakarta

Melalui program Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia, ACT akan mendistribusikan bantuan beras kepada puluhan ribu warga miskin, termasuk 10 ribu keluarga prasejahtera di Jakarta, pada 2020.

ACT Siap Distribusikan Bantuan Beras ke 10.000 KK Miskin di Jakarta
Ahyudin, Ketua Dewan Pembica ACT dan Sri Eddy Kucoro Direktur ACT menjelaskan target SKPI ACT di tahun 2020. Selain itu, produk bantuan berupa beras wakaf dan air minum wakaf juga ditunjukkan kepada para peserta acara yang hadir dalam soft launching "Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia", Jumat (7/2/2020). FOTO/Rilis ACT.

tirto.id - Aksi Cepat Tanggap (ACT) meluncurkan program Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia (SKPI) pada Jumat (7/2/2020). Program ini adalah upaya ACT mengentaskan persoalan kelaparan dengan memberikan layanan pangan, berupa beras dan air gratis, bagi keluarga prasejahtera di Indonesia.

Ketua Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin menyatakan lembaganya selama ini tak hanya berupaya terlibat dalam penanganan masalah kemanusiaan, seperti bencana alam.

Persoalan kemiskinan juga menjadi perhatian ACT yang mendorong lembaga tersebut membuat sejumlah program untuk membantu keluarga prasejahtera, salah satunya SKPI.

“Seperti yang kita tahu, negeri ini tidak hanya darurat bencana alam, tapi juga darurat kemiskinan. Namun, kita harus melihatnya dengan sikap optimistis. Kemiskinan merupakan lahan kebaikan untuk kita semakin peduli ke sesama,” kata Ahyudin dalam acara soft launching program SKPI di Jakarta, Jumat (7/2/2020).

SKPI merupakan program pemberian beras gratis kepada keluarga prasejahtera guna memenuhi kebutuhan dan mencegah ketimpangan pangan di Indonesia.

Beras yang diberikan ke puluhan ribu keluarga prasejahtera di Indonesia berasal dari Lumbung Beras Wakaf dan didistribusikan menggunakan Humanity Rice Truck.

Sebelum peluncurannya, program Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia telah menjangkau 42 desa di Bandung, Tasikmalaya, Yogyakarta, Blora, dan Malang pada akhir 2019. Puluhan ton beras telah diterima 42.000 penerima manfaat.

ACT menginisiasi program SKPI mengingat Laporan Global Hunger Index 2018 menunjukkan data bahwa masalah kelaparan di Indonesia masih berada di peringkat 73 dunia dengan skor 21,9.

Menurut Ahyudin, ACT selama ini berupaya turut menangani masalah kemiskinan, dengan spirit yang sama seperti saat lembaga ini terlibat dalam penanganan dampak bencana alam dan konflik peperangan.

“Insyaallah target kami bisa mendirikan 100 Lumbung Beras Wakaf yang bisa mempekerjakan lebih dari 5.000 orang," ujar Ahyudin.

"Selain itu, kami ingin juga meluaskan maslahat wakaf. Wakaf yang kami maksud bukan berupa masjid, tanah, kuburan. Tetapi wakaf beras, wakaf air, lumbung-lumbung pangan dan air yang didanai oleh masyarakat sehingga lebih produktif," tambah dia.

Ahyudin berharap program SKPI meluas jangkauannya dan meningkatkan partisipasi sedekah dari masyarakat untuk keperluan warga lain yang membutuhkan.

"Saat ini, kami akan concern pada kebutuhan pangan. Semoga 10.000 KK prasejahtera di Jakarta akan segera menerima beras dan air wakaf dari kami. Insyaallah menyusul di provinsi-provinsi lain," kata dia.

"Setiap bulan kami juga akan mengirimkan 5 kg beras wakaf untuk setiap keluarga prasejahtera yang terdaftar, mudah-mudahan ke depannya bisa menjadi 10 kg,” tambah Ahyudin.

Sementara itu, Direktur ACT Sri Eddy Kuncoro mengatakan persoalan ketersediaan pangan bagi seluruh penduduk adalah tantangan setiap bangsa. Kata dia, kebutuhan dan ketahanan pangan adalah hal yang sangat penting sehingga dapat mempengaruhi kedaulatan suatu bangsa.

“Berdasarkan data BPS tahun 2019, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar 25,14 juta jiwa. Di sisi lain, fluktuasi kenaikan harga pangan, akan menaikkan 26 persen angka kemiskinan," kata Eddy.

"Berdasarkan itulah, kami menyediakan program Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia. Kami berharap keluarga prasejahtera di Indonesia dapat terpenuhi kebutuhan pangannya," lanjutnya.

Eddy menjelaskan ACT juga mendata para penerima manfaat program ini dengan memakai sistem yang sudah berbasis teknologi informasi.

Kata Eddy, program SKPI sekaligus hadir langsung di lokasi penerima manfaat, sebagai salah satu ikhtiar membantu mereka secara maksimal.

“Pola pembagiannya ada dua: kami bagikan di masjid-masjid atau tempat yang representatif untuk menjadi tempat pembagian bantuan. Selain itu, kami biasa melakukannya di Waqf Distribution Center milik kami," ujar Eddy.

Pada tahun 2020, Eddy mengatakan ACT tidak hanya berencana mendistribusikan pangan dan air gratis kepada 10 ribu keluarga prasejahtera di DKI Jakarta.

"Kami akan roadshow di 480 titik lokasi, mendistribusikan 4.800 ton beras kepada 480 ribu penerima manfaat dengan menggunakan armada kemanusiaan dan ATM beras berbasis digital untuk memberikan pelayanan secara profesional,” tutup Eddy.

Langkah ini dilakukan oleh ACT karena masih banyak warga miskin di Indonesia yang belum bisa memenuhi kebutuhan beras sebagai makanan pokok, secara maksimal. Beban banyak warga miskin juga bisa semakin berat ketika mereka berstatus sebagai penyintas bencana.

Oleh karena itu, ACT mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung program Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia melalui www.indonesiadermawan.id/BerasPrasejahtera.

Baca juga artikel terkait BANTUAN PANGAN atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom