Menuju konten utama

Abdul Somad Sowan ke Mbah Moen: Bagaimana Tafsir Para Alumni 212?

Para alumni 212 pendukung Jokowi dan Prabowo berbeda pandangan soal kunjungan Abdul Somad ke salah satu ulama pendukung Jokowi, Maimun Zubair atau Mbah Moen.

Abdul Somad Sowan ke Mbah Moen: Bagaimana Tafsir Para Alumni 212?
Ustadz Abdul Somad. Wikipedia/ Abdul Somad

tirto.id - Sikap politik Abdul Somad berubah. Dia awalnya lebih dekat dengan Prabowo ketimbang Jokowi. Tapi tak lagi demikian hanya dalam waktu kurang dari satu tahun.

Sekitar Juli 2018, Abdul Somad mendukung Prabowo agar maju di Pilpres 2019 dengan didampingi Salim Jufri Assegaf. Salim adalah salah satu nama yang direkomendasikan ijtima ulama sebagai cawapres, selain Abdul Somad sendiri.

"Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan ulama, Jawa-non Jawa, nasionalis-religius, plus berkah darah nabi dalam diri habib Salim," kata Abdul Somad di Instagramnya.

Kita tahu kemudian Prabowo memilih Sandiaga Salahuddin Uno, pengusaha muda cum Wakil Gubernur DKI, sebagai wakilnya. Setelah itu beredar kabar bahwa Abdul Somad adalah salah satu juru kampanye Prabowo-Sandi. Dia membantahnya dengan mengatakan itu "hoax" belaka, lagi-lagi di Instagram.

Abdul Somad sempat mengatakan kalau dia netral, sampai kemudian yang bersangkutan mendatangi ulama karismatik asal Rembang, KH Maimun Zubair, Sabtu (9/2/2019).

Maimun Zubair, atau yang kerap disapa mbah Moen, baru saja bertemu Joko Widodo dan mendoakannya pada 1 Februari lalu.

Bagi Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin, selain untuk bersilaturahmi, kehadiran Abdul Somad mengunjungi mbah Moen dan beberapa kiai NU lain tak bisa dilepaskan dari proses 'komunikasi politik.'

Pertemuan itu potensial membuat Abdul Somad secara terbuka mendukung Jokowi-Ma'ruf, kata Ujang. Dan itu tentu menguntungkan karena Abdul Somad adalah ulama paling berpengaruh dan didengar suaranya oleh umat versi LSI.

"Jadi jika ada permintaan mbah Maimun untuk menarik UAS (ustaz Abdul Somad) ke kubu 01, itu suatu yang bagus juga. Mengikuti jejak mbah Moen yang memang posisinya ada di kubu 01," kata Ujang kepada reporter Tirto, Minggu (10/2/2019) lalu.

Diklaim Tetap Setia Rizieq

Kedatangan Abdul Somad ke mbah Moen dan kecenderungan politiknya yang berubah diapresiasi Ma'ruf Amin, calon wakil presiden. "Ya bagus sekali," kata Ma'ruf kepada reporter Tirto saat ditemui di Jakarta Selatan, Minggu malam.

Ma'ruf bisa dikategorikan sebagai alumni 212—merujuk pada kelompok yang melawan Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap menistakan agama. Ketika itu posisinya adalah Ketua MUI yang memberikan fatwa bersalah terhadap pernyataan BTP.

Tapi Koordinator Media PA 212 Novel Bakmumin punya pendapat lain. Ia bersikeras kalau Abdul Somad masih pada pendiriannya tahun lalu: mendukung Prabowo.

"Beliau masih setia dengan ijtima ulama dengan mengikut komando imam besar kami HRS (Rizieq Shihab)," kata Novel kepada reporter Tirto. Komando yang dimaksud adalah tetap mendukung Prabowo-Sandiaga Uno.

Kalaupun ternyata memang mendukung Jokowi, kata Novel, itu tak akan berpengaruh terhadap perolehan suara Prabowo. Penggemar Abdul Somad yang juga mendukung Prabowo tak akan serta merta ikut beralih mendukung petahana.

"Saya rasa kebanyakan umat Islam tidak berpengaruh seumpama UAS mendukung Jokowi," klaimnya.

Kenapa Berubah?

Mantan penasihat Persaudaraan Alumni 212, Usama Hisjam, mengatakan sikap Abdul Somad lebih tepat jika disebut "netral", alih-alih mendukung Jokowi. Perubahan ini disebabkan karena Abdul Somad mulai 'tercerahkan' dari berbagai hoaks.

"Ustaz Abdul Somad sudah tepat netral. Dia harus memberi pencerahan kepada masyarakat, jangan ikut-ikutan hoaks 'Jokowi anti Islam'," kata Usama.

Bukti bahwa Jokowi tidak anti Islam, dan itu yang juga dilihat Abdul Somad, adalah lancarnya demonstrasi-demonstrasi beberapa tahun lalu.

"Buktinya [demo] 212 mengumpulkan orang, bebas menyampaikan pendapat. Ruang dakwah ini cukup bagus," pungkas Usama.

Baca juga artikel terkait PA 212 atau tulisan lainnya dari Rio Apinino

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher & Fadiyah Alaidrus
Penulis: Rio Apinino
Editor: Jay Akbar