Menuju konten utama

Abdee Slank di Balik Dukungan 'Komunitas Bubur Diaduk' untuk Jokowi

Poster komunitas imajiner yang akan menghadiri Konser Putih Jokowi-Ma'ruf diinisiasi Abdee Negara dan tim.

Abdee Slank di Balik Dukungan 'Komunitas Bubur Diaduk' untuk Jokowi
Penggagas Konser Putih Bersatu Komposer Addie MS (tengah) bersama musisi Abdeee Negara (kiri) dan Pemahat Patung I Nyoman Nuarta (kanan) memberikan keterangan kepada media jelang "Konser Putih Bersatu" di Jakarta, Senin (8/4/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.

tirto.id - Di media sosial dan grup-grup WhatsApp beredar kabar kalau puluhan komunitas akan menghadiri konser Putih Bersatu yang diselenggarakan di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (14/4/2019) ini. Namun komunitas yang disebutkan itu sebagian besar, jika tak bisa dikatakan seluruhnya, fiktif.

Nama mereka tak lebih dari goyonan atas fenomena keseharian. Misalnya saja soal apakah bubur itu diaduk atau tidak, dan muncullah 'Komunitas Makan Bubur Diaduk' atau 'Komunitas Makan Bubur Nggak Diaduk' yang disebut akan menghadiri konser (atau lebih tepatnya: kampanye) Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Komunitas lain misalnya: 'Komunitas Makan Mie Instan Pakai Nasi', atau bahkan 'Komunitas Perokok Suka Bawa Korek Temen'.

Semuanya diracik dalam poster yang berlatar angka 01--nomor urut Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019.

Menurut Direktur Konten Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Fiki Satari, ide itu berasal dari relawan, terutama yang bergiat untuk menyiapkan konser ini. Dan relawan itu dikoordinir oleh Abdee Negara, gitaris Slank. Abdee diberi tugas sebagai ketua acara Konser Putih Bersatu.

"Itu dari timnya relawan teman-teman Mas Abdee, ya," kata Fiki kepada reporter Tirto, Jumat (12/4/2019).

Semua bermula di grup WhatsApp yang terdiri atas relawan, panitia, dan TKN. Ketika itu salah satu anggota grup menyampaikan ide tersebut. Fiki tak mau menyebut siapa orang yang dimaksud, termasuk apa nama komunitas pertama yang muncul.

Namun kemudian ide itu meluas. Tim desain menyediakan patokan gambar dan nama-nama komunitas yang unik.

"Jadi ini kerja tim," kata Fiki.

Memang, katanya, tak semua nama komunitas imajiner itu berasal dari Abdee dan tim. Ada juga relawan atau simpatisan di luar itu yang membikin sendiri, terutama ketika poster-poster ini beredar luas.

Reporter Tirto mencoba mengkonfirmasi soal ini kepada Abdee, tapi pesan maupun telepon kami tidak direspons.

Direktur Komunikasi Politik TKN, Usman Kansong, mengatakan ini itu adalah bagian dari kampanye kreatif. Dia pun berharap yang datang ke GBK akan membludak.

"Untuk mengamplifikasi, menarik lebih banyak orang. Karena konser ini, kan, memang tajuknya kegembiraan," kata Usman kepada reporter Tirto.

"Bahkan setahu saya ada pendukung paslon 02 yang ikut share," tambahnya.

Kampanye Kreatif

Dosen Komunikasi Vokasi Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, menyatakan poster-poster ini memang mungkin menarik sebagian masyarakat, terutama pemuda. Dengan begitu makin besar kemungkinan seseorang turut serta dalam konser.

Devie mengatakan poster-poster ini lahir dari keinginan membuat kampanye yang secair dan seinformal mungkin.

"Komunikasi yang santai, cair, informal. Ini yang kemudian melahirkan gimik-gimik komunikasi itu," kata Devie kepada reporter Tirto.

Devie mengatakan bahwa kampanye yang baik harus membuat seseorang tahu, tertarik, dan kemudian terlibat. Dua unsur awal kemungkinan besar sudah terpenuhi poster ini karena banyak yang menyebarkan, termasuk media massa.

Sementara yang terakhir, baru dapat dipastikan pada saat acara berlangsung.

"Itu baru kita bisa buktikan pada hari H," tegasnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Rio Apinino