Menuju konten utama

900 Petugas Gabungan Cari Korban Longsor Cimanggung Sumedang

Material longsoran masih tebal sehingga mengalami kesulitan dalam proses evakuasi.

900 Petugas Gabungan Cari Korban Longsor Cimanggung Sumedang
Petugas SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban tanah longsor di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (10/1/2021). Tanah longsor yang diduga terjadi akibat intensitas curah hujan yang tinggi pada Sabtu (9/1) sore tersebut mengakibatkan 12 orang korban meninggal dua dan belasan orang diperkirakan masih tertimbun serta 14 bangunan rusak berat. ANTARA FOTO/Novrian Arbi

tirto.id - Kepala Kantor Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Bandung Deden Ridwansyah menyebut ada 900 orang dari berbagai unsur yang terlibat dalam proses pencarian korban longsor hari ketiga di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

"Kalau petugas gabungan sekitar 900 petugas. Mudah-mudah dengan tim gabungan, sinergitas dan kerjasama yang baik semua korban bisa ditemukan," kata Deden di lokasi longsor, Senin (11/1/2021) dilansir dari Antara.

Menurut Deden petugas gabungan itu diperlukan karena material longsoran yang masih tebal sehingga mengalami kesulitan dalam proses evakuasi. Meski begitu, ia memastikan proses pencarian dilakukan dengan menerapkan keselamatan dalam bekerja. Pasalnya lokasi kejadian juga masih ada potensi longsor susulan.

"Kami sudah menempatkan 6-10 orang sebagai safety officer untuk memantau situasi pergerakan tanah di atas," katanya.

Tim SAR menyatakan hingga saat ini sebanyak 27 orang masih dinyatakan hilang dan diduga tertimbun longsor, berdasarkan aduan dari masyarakat.

Kini petugas kepolisian juga melakukan pengajaan ketat di jalan akses masuk ke pemukiman yang merupakan tempat peristiwa longsor.

Adapun proses pencarian pada hari ketiga ini, Senin (11/1) dimulai sejak pagi. Namun para petugas belum menemukan adanya korban tambahan atau longsor yang terjadi dua kali pada Sabtu (9/1).

Baca juga artikel terkait LONGSOR SUMEDANG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto