Menuju konten utama
Periksa Data

90% Pengguna Kereta Api adalah Penumpang Jarak Dekat

Pengguna layanan kereta api masih didominasi oleh penumpang jarak dekat. Untuk jarak jauh, kereta api masih harus bersaing ketat dengan moda transportasi lainnya.

90% Pengguna Kereta Api adalah Penumpang Jarak Dekat
Header Periksa Data Kereta Api

tirto.id - Kereta Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dibuka pertama kali untuk publik pada Selasa (26/12/2017). Peresmiannya baru dilaksanakan pada Selasa (2/1/2017) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kereta Bandara Soetta bukanlah yang pertama, sebelumnya sudah ada Kereta Bandara Kualanamu yang beroperasi sejak 25 Juli 2013. Pada Februari 2018 nanti, jalur rel ganda atau double track dari Bandar Khalipah, Deli Serdang akan dioperasikan. Selain itu, pertengahan tahun ini, targetnya Kereta Bandara Adi Soemarmo ditargetkan akan selesai.

Kereta api memang menjadi salah satu fokus pembangunan pemerintah. Terlihat pada Proyek Strategis Nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2017, terdapat 23 proyek pembangunan infrastruktur perkeretaapian yang terdiri dari 15 proyek pembangunan sarana dan prasarana KA Antarkota, dan 8 proyek lainnya untuk KA Perkotaan.

Bagaimana minat masyarakat terhadap moda transportasi kereta api di Indonesia?

Berdasarkan data PT KAI, jumlah penumpang kereta api menunjukkan tren yang meningkat setiap tahunnya. Pada 2013, penumpang kereta api jarak pendek maupun jarak panjang, mencapai 222 juta penumpang. Jumlah ini meningkat 26,28% pada 2014 menjadi 280,35 juta penumpang. Pada 2016, tercatat ada 352,31 juta penumpang kereta api, atau meningkat 7,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Infografik Periksa Data Kereta Api

Bila dilihat berdasarkan jarak tempuh, volume penumpang mayoritas berasal dari kereta yang berjarak pendek atau dikenal dengan nama kereta lokal. Pada 2013, porsi penumpang kereta lokal ini sebesar 89,17 persen atau setara dengan 197,97 juta penumpang.

Nilainya meningkat menjadi 320,20 juta penumpang pada 2016, atau mengambil porsi sebesar 90,89 persen terhadap total penumpang. Di sisi lain, penumpang kereta utama atau yang berjarak panjang, meskipun jumlahnya meningkat tetapi porsinya menurun.

Pada 2014, volume penumpang KA Utama sebesar 24,30 juta dan mengambil porsi sebesar 10,83 persen terhadap total penumpang. Meskipun porsinya menurun menjadi 9,11 persen pada 2016, tapi jumlah penumpang tetap meningkat mencapai 32,11 juta penumpang.

Menurunnya kontribusi KA Utama menunjukkan bahwa masyarakat memiliki banyak alternatif kendaraan untuk jarak tempuh panjang, salah satunya pesawat. Waktu tempuh yang cepat serta harga yang relatif tidak berbeda jauh, khususnya untuk penerbangan berbiaya murah, menjadi keunggulan pesawat.

Sedangkan, untuk KA Lokal, tetap menjadi pilihan masyarakat dengan perjalanan pendek karena mampu mengurangi waktu tempuh akibat kepadatan jalan raya. Selain itu, harga KA Lokal yang murah juga menjadi alasan masyarakat menggunakan transportasi ini.

Berdasarkan kategori layanannya yang mencakup KA eksekutif, bisnis, dan ekonomi, layanan kereta ekonomi tetap yang paling banyak diminati, baik di KA Utama maupun Lokal. Pada 2016, volume penumpang KA Utama ekonomi sebesar 19,19 juta. Jumlah ini meningkat 3,12 persen dibandingkan 2015 yang tercatat berjumlah 18,61 juta penumpang.

Infografik Periksa Data Kereta Api

Begitu pula untuk KA Lokal kelas ekonomi, dimana per tahunnya, sejak 2014 hingga 2016, rata-rata pertumbuhan volume penumpangnya sebesar 15,22 persen. Pada 2014, tercatat volume penumpang berjumlah 243,86 juta penumpang. Jumlahnya meningkat menjadi 315,90 juta pada 2016.

Catatan lain untuk kelas bisnis pada KA Utama, volume penumpangnya memperlihatkan tren yang menurun. Pada 2013, penumpang bisnis KA Utama tercatat berjumlah 4,52 juta penumpang. Jumlah menurun sekitar 343 ribu, menjadi 4,17 juta penumpang pada 2016.

Sedangkan untuk KA Lokal kategori bisnis, terjadi tren penurunan. Sejak 2013 hingga 2016 cukup mengalami penyusutan hingga 2,39 juta penumpang. Pada 2016, volume penumpangnya hanya 4,30 juta penumpang. Padahal, di 2013, jumlahnya sebesar 6,69 juta penumpang.

Infografik Periksa Data Kereta Api

Penurunan penumpang bisnis di KA Utama dikarenakan segmentasi dan target pasar yang tidak tepat. Fasilitas yang didapatkan pada kelas bisnis cenderung serupa dengan kelas ekonomi, biasanya yang berbeda hanya pada bentuk kursi penumpang. Sedangkan, harga tiketnya lebih murah kelas ekonomi.

Untuk segmen layanan kelas KA eksekutif, malah ada tren yang meningkat. Pada 2016, volume penumpang KA Utama eksekutif sebesar 8,75 juta penumpang, meningkat dari 6,70 juta penumpang di 2013.

Faktor fasilitas yang didapatkan penumpang lebih baik daripada bisnis dan ekonomi menjadi penentu. Selain itu, dengan lebih sedikitnya stasiun pemberhentian serta durasi berhenti yang lebih cepat menjadikan waktu tempuh KA kelas ini lebih cepat dibandingkan lainnya.

Meski pilihan moda transportasi sudah beragam, Kereta Api masih mampu untuk bertahan dan menjadi pilihan masyarakat. Kereta api lokal yang menangani jarak tempuh relatif pendek akan tetap menjadi primadona seiring dengan semakin padatnya lalu lintas jalan raya perkotaan. Sebaliknya, KA Utama harus mulai mencari posisi pasar yang tepat jika tidak ingin terlindas oleh moda lainnya. Peningkatan fasilitas, menambah pilihan stasiun pemberhentian, dan perjalanan baru bisa menjadi alternatif agar mampu bersaing.

Baca juga artikel terkait PERIKSA DATA atau tulisan lainnya dari Desi Purnamasari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Desi Purnamasari
Penulis: Desi Purnamasari
Editor: Suhendra