Menuju konten utama

8 Orang Meninggal akibat Cuaca Ekstrem di Padang Pariaman

Angin kencang, banjir bandang, hingga tanah longsor menerjang Padang Pariaman sejak Rabu (29/9). 

8 Orang Meninggal akibat Cuaca Ekstrem di Padang Pariaman
Pegawai menunjukan informasi Ocean Forecast System di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah 3 Denpasar, Bali, Jumat (29/5/2020). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/wsj.

tirto.id - Delapan orang meninggal dunia akibat cuaca ekstrem yang terjadi sejak Rabu (29/9) di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman melaporkan cuaca ekstrem mengakibatkan beberapa bencana Hidrometeorologi, diantaranya angin kencang, banjir bandang, dan tanah longsor di wilayahnya.

Data sementara Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Padang Pariaman pada Kamis (30/9), sebanyak tujuh orang meninggal dunia akibat tertimbun material longsor dan satu orang meninggal lainnya akibat tertimpa pohon yang tumbang.

Terdapat sembilan titik longsor dengan pusat longsor yang memakan korban berada di Korong Tanah Taban, Nagari Pasie Laweh, Kecamatan Lubuak Alung.

"Tujuh orang meninggal dunia karena tertimbun longsor, satu orang karena tertimpa pohon yang tumbang akibat angin kencang," kata Yuan selaku operator Pusdalops BPBD Kabupaten Padang Pariaman melalui keterangan tertulisnya, Jumat (1/10/2021).

Selain itu, lima orang lainnya mengalami luka-luka, sementara 280 kepala keluarga terdampak banjir.

Selanjutnya sebanyak 338 unit rumah warga terendam banjir yang diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi, 12 unit rumah rusak berat, 30 kendaraan bermotor rusak, lebih kurang 80 hektar lahan pertanian terendam. Dikabarkan tingga muka air saat kejadian berkisar antara 75-200 cm.

BPBD Sumbar juga melaporkan beberapa pohon tumbang menimpa badan jalan sehingga akses lalu lintas dari Bandara Internasional Minangkabau ke Pariaman dan sebaliknya sempat terganggu. Kondisi terkini jalan sudah bisa dilewati kembali.

Terdapat 10 kecamatan di Padang Pariaman yang terdampak fenomena cuaca ekstrem tersebut yaitu Kecamatan Batang Anai, Kecamatan Ulakan Tapakih, Kecamatan Lubuak Aluang, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kecamatan Sintuak Loboh Gadang, Kecamatan Singai Limai, Kecamatan V Koto, Kecamatan VII Koto Patamuan, Kecamatan Anam Lingkuang, dan Kecamatan IV Koto Aua Malintang.

Meskipun curah hujan saat ini sudah berkurang, BPBD bersama organisasi terkait setempat tetap waspada akan adanya potensi bencana susulan.

"Kami terus melakukan monitoring perkembangan cuaca untuk mempersiapkan tindakan pencegahan atau penanggulangan apabila ada potensi bencana susulan," ucapnya.

Pihaknya juga mengaku telah memperikan peringatan dini cuaca kepada masyarakat setempat. Menurut prakiraan cuaca BMKG Provinsi Sumatera Barat berpotensi mengalami hujan lebat disertai kilat dan angin kencang selama tiga hari mulai dari Kamis (30/9) hingga Sabtu (2/10).

BNPB terus mengimbau pemerintah daerah maupun masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan pada potensi bencana hidrometeorologi dengan memantau prakiraan cuaca pada laman BMKG dan potensi bencana pada inaRISK.

Kemudian mempersiapkan rencana kesiapsiagaan dan mitigasi vegetasi pada daerah rawan longsor, menjaga kebersihan daerah saluran air dan pemotongan bagian pohon yang mudah patah secara berkala, mempersiapkan lokasi evakuasi serta melakukan simulasi secara rutin untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi potensi bencana.

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Bayu Septianto