Menuju konten utama

797 Anak Balita di Kupang Alami Gizi Buruk

Pada tahun 2018 terdapat 218 kasus (1,47 persen), tahun 2019 ada 353 kasus (2,3 persen) dan 796 kasus (5,0 persen) di tahun 2020.

797 Anak Balita di Kupang Alami Gizi Buruk
Pengidap gizi buruk,Yadi (20) yang berasal dari Parigi, Kabupaten Pagandaran, dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (15/2). Yadi merupakan salah satu pengidap gizi buruk dengan berat badan 15 Kg dan tinggi 128 cm yang telah mendapat perawatan dan diperkirakan masih terdapat puluhan pengidap gizi buruk yang tersebar di daerah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, yang membutuhkan bantuan dan perawatan intensif dari pemerintah. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/foc/16.

tirto.id - Dinas Kesehatan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur mencatat kasus anak balita gizi buruk di Kupang terus meningkat hingga mencapai 797 anak pada 2020.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, Retnowati kasus balita gizi buruk di Kota Kupang mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Pada tahun 2018 terdapat 218 kasus (1,47 persen), tahun 2019 ada 353 kasus (2,3 persen) dan 796 kasus (5,0 persen) di tahun 2020.

Peningkatan kasus baru anak balita gizi buruk diketahui setelah Dinas Kesehatan Kota Kupang gencar melakukan program Penanganan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) dan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK).

"Dengan adanya dua program ini, kasus balita gizi buruk makin banyak ditemukan. Tidaklah heran jika kasus balita gizi buruk semakin banyak yang terdata oleh petugas kesehatan," ujar Retno dilansir dari Antara, Kamis (24/9/2020).

Retno menampik dengan adanya peningkatan angka kasus balita gizi buruk bukan berarti Pemerintah Kota Kupang dalam hal ini Dinas Kesehatan tidak maksimal dalam melakukan upaya pencegahan dan pengendalian.

Ia justru mengklaim melalui progam Penanganan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) dan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga berbuah data-data yang akurat.

"Kami lebih bersyukur bahwa melalui dua program itu data-data anak gizi buruk terdata secara akurat, sehingga memudahkan pemerintah dalam menangani penderita," tegasnya.

Retnowati mengatakan dalam mencegah dan penanganan masalah gizi buruk sudah melakukan berbagai intervensi seperti pemberian tablet tambah darah pada remaja putri sebagai calon-calon ibu dan ibu hamil untuk mencegah anemia.

Baca juga artikel terkait KASUS GIZI BURUK

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Bayu Septianto