Menuju konten utama

699 Hunian Korban Gempa Palu Ditargetkan Rampung Akhir Februari

"Ditargetkan 699 unit huntara dapat rampung pada akhir Februari 2019."

Pengungsi korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi beraktivitas di sekitar blok hunian sementara (huntara) bantuan pemerintah yang telah selesai dikerjakan oleh sejumlah BUMN dan telah ditempati pengungsi di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (17/1/2019). ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/wsj.

tirto.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut pembangunan hunian sementara (huntara) bagi korban bencana gempa bumi Palu dan Donggala ditargetkan selesai pada akhir Februari 2019.

"Ditargetkan 699 unit huntara dapat rampung pada akhir Februari 2019," kata Direktur Bina Penataan Bangunan, Ditjen Cipta Karya Iwan Suprijanto dalam rilis pers yang diterima Tirto pada Selasa (22/1/2019).

Ia menjelaskan, pada tahap pertama akan dibangun sebanyak 699 unit di 72 lokasi dengan progres hingga 20 Januari 2019, sebanyak 691 unit di 72 lokasi sudah dikerjakan, dimana 217 unit yang tersebar di 30 lokasi sudah selesai.

Iwan menambahkan, dari 217 unit Huntara yang sudah diselesaikan, 26 unit di antaranya sudah diserahkan kepada Pemerintah Daerah yakni 10 unit di Kelurahan Silae yang dikerjakan oleh PT. Brantas Abipraya pada tanggal 17 Desember 2018, serta 16 unit di Kelurahan Duyu yang dikerjakan oleh PT. Adhi Karya dan PT. Hutama Karya pada 15 Januari 2019.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan untuk mempercepat pembangunan huntara, masing-masing kontraktor dari BUMN Karya akan terus melakukan penambahan tenaga kerja sehingga waktu kerja dapat ditambah hingga malam hari dengan sistem shift.

“Huntara yang dibangun dengan model knockdown, dimana 1 unit huntara terdiri dari 12 bilik dimana setiap biliknya akan dihuni oleh satu keluarga," kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto mengatakan semakin cepat masyarakat bisa menempati huntara semakin baik. Dengan demikian, dapat dilakukan evaluasi kekurangan yang ditemui serta dapat mengetahui jumlah pembangunan huntara yang sesuai kebutuhan.

“Huntara yang sudah dibangun dapat menjadi standar bagi pihak-pihak yang ingin membantu dalam penyediaan hunian di Palu, Sigi dan Donggala,” kata Arie.

Selanjutnya untuk pembangunan hunian tetap, Gubernur Sulteng telah menandatangani Surat Keputusan mengenai penetapan lokasinya yakni di Kota Palu seluas 360,93 Ha, meliputi di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga seluas 79,3 Ha dan Kelurahan Tondo dan Talise, Kecamatan Mantikulore seluas 481,63 Ha.

Kemudian, Kabupaten Sigi seluas 362 Ha yang terletak di Desa Pombewe 201,12 Ha dan Desa Oloboju seluas 160, 88 Ha Kecamatan Sigi Biromaru. Pembangunan hunian tetap akan menggunakan konstruksi tahan gempa.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Maya Saputri