Menuju konten utama

69 Kasus COVID saat PTM, Wali Kota Tangerang Tolak Disebut Klaster

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah tak mau temuan kasus COVID-19 saat PTM dikategorikan sebagai klaster sekolah.

69 Kasus COVID saat PTM, Wali Kota Tangerang Tolak Disebut Klaster
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pelajar di SMPN 1 Kota Tangerang, Banten, Senin (19/7/2021). ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.

tirto.id - Pemerintah Kota Tangerang melaporkan sebanyak 69 orang yang mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas terpapar Covid-19.

Jumlah tersebut berdasarkan skrining tes PCR yang dilakukan pada 29 September-3 Oktober 2021 di 35 SMP yang menggelar PTM terbatas.

"Kami melakukan testing secara random ke sejumlah SMP di Tangerang yang menggelar PTM terbatas. Ditemukan 69 kasus," kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah kepada Tirto, Senin (11/10/2021).

Arief menjelaskan awalnya tes PCR dilakukan terhadap total 1.000 murid, guru, hingga staf tata usaha (TU), pada 28-29 September 2021. Hasilnya, sebanyak 27 orang dinyatakan positif Covid-19 yang terdiri dari 25 murid, seorang guru, dan satu staf TU.

Satu pekan kemudian, Dinkes Kota Tangerang mengumumkan kembali 42 kasus baru Covid-19 dalam PTM terbatas, hasilnya 41 murid SMP dan sisanya satu guru SMP. Angka itu berdasarkan skrining tes terhadap 2.683 orang di 20 SMP.

Artinya, saat ini di Kota Tangerang total sudah ada 66 murid, dua guru, dan satu staf TU yang terpapar COVID-19.

Namun, Arief tak mau temuan kasus COVID-19 tersebut dikategorikan sebagai klaster sekolah.

"Kalau dinyatakan klaster COVID-19 kan lebih dari satu kasus, nah kalau ini rata-rata satu kasus, paling banyak dua, itu juga beda ruangan. Jadi enggak bisa disebut klaster," klaimnya.

Arief menduga mereka terpapar virus Corona COVID-19 dari luar sekolah. Sebab selama ini Pemkot Tangerang dan sekolah telah melakukan skrining dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Dia menuturkan rata-rata orang yang dinyatakan positif COVID-19 berstatus tanpa gejala (OTG) dan memiliki CT yang tinggi.

"Kemungkinan mereka kena dari luar atau rumah. Mereka rata-rata OTG, yang bergejala itu hanya dua sampai tiga orang saja," tuturnya.

Setelah ditemukan kasus positif, Arief mengatakan Pemkot Tangerang telah menutup sekolah tersebut selama 10 hari ke depan. Berbeda dengan DKI yang hanya menutup selama tiga hari saja.

"Selama ditutup, kami melakukan sterilisasi ruangan, mereka belajar di rumah nya secara virtual, jangan sampai mereka ketinggalan pelajaran," imbuhnya.

Arief mengaku sejauh ini belum menemukan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan oleh sekolah.

"Kalau memang ada akan kami tindaklanjuti," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PEMBELAJARAN TATAP MUKA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Bayu Septianto