Menuju konten utama

544 Ha Lahan Pertanian Sleman Terdampak Penutupan Selokan Mataram

Penutupan Selokan Matraman juga berdampak pada kolam ikan seluas 230.120 meter persegi, ternak sapi sebanyak 55 ekor, dan ternak domba 33 ekor.

544 Ha Lahan Pertanian Sleman Terdampak Penutupan Selokan Mataram
Pekerja melakukan penutupan pintu flushing aliran irigasi Selokan Mataram dengan las di Sanggrahan,†Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (3/2/2020). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc.

tirto.id - Penutupan aliran Selokan Mataram selama tiga bulan sejak awal Agustus 2022 untuk pemeliharaan jaringan berdampak pada sektor pertanian, perikanan dan peternakan di sebagian wilayah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono.

"Lahan sawah yang terkena dampak dimatikannya Selokan Mataram total ada 544 hektare," kata Suparmono di Sleman, Rabu (14/9/2022).

Kemudian, total kolam ikan yang terdampak seluas 230.120 meter persegi, ternak sapi sebanyak 55 ekor, dan ternak domba 33 ekor.

"Dari jumlah 544 hektare lahan sawah tersebut yang bero (tidak ditanami) ada 293 hektare dan 251 hektare yang ada di Purwomartani, Tirtomartani dan Tamanmartani, Kapanewon (Kecamatan) Kalasan ditanami palawija umur sekitar satu hingga dua bulan," papar Suparmono.

Menurut Suparmono, Selokan Mataram dibangun pada 1909 membelah Kota Yogyakarta sejauh

30,8 kilometer.

"Ujung hulunya berada di Sungai Progo Bendungan Karang Talun, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sedangkan hilirnya di Tempuran, Sungai Opak, Randugunting, Kalasan, Sleman," katanya.

Berdasarkan data Selokan Mataram yang melintasi dari ujung barat Sleman hingga paling timur memiliki ukuran antara dua sampai enam meter itu mampu mengairi 15.734 hektare persawahan.

"Bangunan Selokan Mataram sudah cukup tua, sehingga perlu segera diperbaiki. Apabila terlambat melakukan rehab justru akan memperparah titik-titik bocor dan banjir," katanya.

Selokan Mataram dimatikan selama tiga bulan mulai 1 Agustus 2022 untuk proses perbaikan dan pembenahan.

"Beberapa bulan sebelum Selokan Mataram dimatikan, kami sudah melakukan sosialisasi kepada petani maupun kelompok tani (poktan) yang akan terkena dampaknya sehingga mereka menjadi lebih siap menghadapi risiko tersebut," kliam Suparmono.

Dia menjelaskan dalam kegiatan budi daya pertanian baik dalam pengembangan tanaman pangan, hortikultura, peternakan maupun perkebunan, ketersediaan air merupakan faktor yang sangat strategis.

Tanpa ada dukungan ketersediaan air yang sesuai dengan kebutuhan baik dalam dimensi jumlah, mutu, ruang maupun waktunya, dapat dipastikan kegiatan budidaya tersebut akan berjalan dengan tidak optimal.

"Dengan perbaikan Selokan Mataram, tentu akan berpengaruh pada kegiatan usaha tani tanaman pangan, hortikultura, peternakan maupun perkebunan," kata Suparmono.

Baca juga artikel terkait SELOKAN MATARAM JOGJA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan