Menuju konten utama

51 Napi Korupsi di Lapas Sukamiskin Positif COVID-19

Sebanyak 51 narapidana kasus korupsi & 3 petugas Lapas Sukamiskin dinyatakan positif COVID-19 usai tes usap pada Kamis (4/2).

51 Napi Korupsi di Lapas Sukamiskin Positif COVID-19
Sejumlah petugas lapas melakukan penjagaan saat persiapan pemindahan salah seorang narapidana korupsi yang diduga mantan Walikota Palembang Romi Herton di Lapas Klas I A Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/2). Narapidana korupsi kasus suap Pilkada Palembang kepada Hakim MA Akil Mochtar tersebut memang termasuk salah satu narapidana yang direncanakan pindah ke Lapas Gunung Sindur akibat kedapatan plesiran keluar lapas. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/ama/17

tirto.id - Kepala Lapas Sukamiskin Asep Sutandar membenarkan ada 51 narapidana kasus korupsi yang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan tes usap yang dilakukan pada pekan lalu.

"Totalnya 51 untuk warga binaan (positif COVID-19), dan tiga untuk petugas, seluruhnya tipikor (tindak pidana korupsi)," kata Asep di Lapas Sukamiskin, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (8/2/2021) dilansir dari Antara.

Sebelumnya pada Kamis (4/2), Lapas Sukamiskin bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Jawa Barat menggelar tes usap COVID-19 kepada ratusan narapidana. Pelaksanaan tes usap itu merupakan tindak lanjut dari adanya enam narapidana yang terlebih dahulu dinyatakan positif COVID-19.

Menurut Asep, mereka yang dinyatakan positif COVID-19 telah dilakukan isolasi mandiri di sel tahanannya masing-masing. Karena, kata Asep, satu sel untuk satu tahanan bagi terpidana korupsi.

"Untuk itu kami tetap memperlakukan mereka (para narapidana) untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan baik di dalam," katanya.

Menurut dia, adanya puluhan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Lapas Sukamiskin itu bukan karena adanya penularan dari narapidana yang baru dimasukkan.

Karena, kata dia, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk eksekusi narapidana ke Lapas Sukamiskin di masa pandemi COVID-19, mulai dari menunjukkan hasil tes usap dan perlu dilakukan isolasi mandiri terlebih dahulu selama 14 hari.

Namun, ia sendiri belum bisa memastikan penularan COVID-19 di tahanan koruptor itu berasal dari mana. Karena, menurutnya, pelacakan tidak mudah untuk dilakukan.

"Kami tidak bisa menyampaikan dari mananya, harus tracing akurat," kata Asep.

Selain itu, ia pun memastikan para narapidana yang terkonfirmasi COVID-19 itu tidak keluar dari Lapas Sukamiskin. Sebagian besar narapidana yang positif itu pun, menurutnya, tidak merasakan gejala apapun.

"Tapi kami juga melakukan pelayanan kepada yang diisolasi, kami dengan satgas di sini memberikan obat-obatan dan makanan," kata dia.

Baca juga artikel terkait KLASTER COVID-19

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto