Menuju konten utama

50% Aplikasi Belanja Kumpulkan Informasi Pribadi Penggunanya

Hasil penelitian Opera Max sebagai aplikasi manajemen data dan penghematan data milik Opera untuk Android, yang dilakukan kepada 60 aplikasi belanja menemukan bahwa lebih dari 50 persen atau lebih dari setengahnya mengumpulkan informasi pribadi pengguna melalui pelacak.

50% Aplikasi Belanja Kumpulkan Informasi Pribadi Penggunanya
Amazon [foto/shutterstock]

tirto.id - Hasil penelitian Opera Max sebagai aplikasi manajemen data dan penghematan data milik Opera untuk Android, yang dilakukan kepada 60 aplikasi belanja menemukan bahwa lebih dari 50 persen atau lebih dari setengahnya mengumpulkan informasi pribadi pengguna melalui pelacak. Uji coba dilakukan pada 60 aplikasi belanja paling populer di sepuluh negara, termasuk Brazil, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Rusia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Inggris dan Vietnam.

Dalam laporan temuannya yang diterima Antara, Selasa (1/11/2016), Opera menyebutkan bahwa aplikasi belanja tersebut tidak hanya mengambil informasi pribadi seperti nama pengguna, alamat email, lokasi, istilah pencarian dan nomor telepon, tetapi juga membagikannya kepada pihak ketiga melalui pelacak. Beberapa aplikasi belanja yang disebut paling "bocor" antara lain Amazon, BestBuy, JC Penney dan Newegg, yang mengirimkan pelacak dalam jumlah yang relatif tinggi.

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa sebanyak 96 persen dari aplikasi belanja tidak menggunakan enkripsi penuh untuk menghubungkan aplikasi ke server mereka. Hal itu menimbulkan risiko privasi untuk pembeli online ketika mereka menggunakan aplikasi tersebut.

Data pribadi dapat dibagikan kepada pihak ketiga melalui pelacak pada aplikasi belanja atau koneksi http yang tidak terenkripsi melalui koneksi operator seluler. Data sensitif seperti nomor rekening bank dan informasi keuangan lainnya yang disimpan di rekening pengecer atau aplikasi belanja online dapat dicegat dan dibaca oleh pencuri identitas melalui jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman. Berdasarkan survei privasi daring yang dilakukan JakPat lebih dari 57 persen responden merasa waswas akan pihak ketiga yang dapat mengakses informasi personal mereka.

Sebagai informasi, 60 aplikasi belanja tersebut adalah Amazon Shopping, AliExpress, Americanas, ASOS, Avito, Best Buy, Blibli, Bukalapak, Casas Bahia, Chợ Tốt, Dafiti, Deallabs: Bon plan & Code promo, eBay, eBay Kleinanzeigen for Germany, Elevenia, Flipkart, Groupon, Gumtree (South Africa), H&M, IKEA Store, Jabong, JC Penney, JD Sport, KASKUS Jual Beli, Kleiderkreisel, Lamoda, Lazada, Letgo, Lidl, Magazine Louiza, MatahariMall, Mercado Livre, Myntra, Net-A-Porter, Netshoes, Newegg, OkieLa, OLX Indonesia, OLX South Africa, Paytm, Rakuten, Revolve, Sendo.vn, SHOPBOP, Showroomprive, Shpock, Snapdeal, Spree, Submarino, Takealot, Thế giới di động, Tokopedia, Vente-privee, Wildberries, Wish, Yandex Market, Zalando, ZALORA, Walmart.

Baca juga artikel terkait APLIKASI BELANJA atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Bisnis
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan