Menuju konten utama

44 Rumah di Bima Rusak Berat, 85 Ribu Warga Mengungsi

Banjir bandang di Bima yang terjadi pada hari Rabu dan Jumat minggu lalu menyebabkan setidaknya 44 rumah rusak berat dan 85.000 warganya mengungsi ke sejumlah titik yang telah disiapkan oleh pemerintah.

44 Rumah di Bima Rusak Berat, 85 Ribu Warga Mengungsi
Sepasang suami istri mencari barangnya yang masih bisa dipakai pasca banjir bandang susulan di Kelurahan Penaraga, Kota Bima, NTB, Sabtu (24/12). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi.

tirto.id - Banjir bandang di Bima, Nusa Tenggara Barat, yang terjadi pada hari Rabu dan Jumat minggu lalu menyebabkan setidaknya 44 rumah rusak berat dan 85.000 warganya mengungsi ke sejumlah titik yang telah disiapkan oleh pemerintah. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Adhy Daryono mengatakan bahwa data kerusakan rumah masih bersifat sementara dan ada kemungkinan untuk bertambah.

"Kalau rumah rusak berat data kita ada 44 rumah, tetapi kemungkinan itu bertambah," kata Adhy Daryono di kota Bima, Senin (26/12/2016) kepada Antara.

Ia menegaskan, Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kemensos saat ini menaruh fokus lebih pada penyiapan dapur umum karena masyarakat terdampak belum bisa memasak di rumah. Selain penyiapan dapur umum, kata Adhy, Kemensos juga telah memberikan bantuan logistik senilai Rp 1 miliar untuk kebutuhan masyarakat terdampak.

Termasuk, ada juga jaminan hidup bagi korban banjir yang rumahnya rusak berat selama tiga bulan ke depan. Bantuan ini sebesar Rp 10 ribu per hari per orang. Ia mengatakan, Kemensos juga akan memberikan bantuan senilai Rp3 juta bagi korban yang rumahnya mengalami rusak berat.

Sementara itu data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diperkirakan kerugian dan kerusakan akibat banjir di daerah Bima, Nusa Tenggara Barat, mencapai lebih dari Rp1 triliun.

Sebanyak 105.753 jiwa masyarakat Kota Bima terdampak langsung banjir yang telah merendam sebanyak 33 desa di 5 kecamatan di Kota Bima yang meliputi Kecamatan Rasanae Timur, Mpunda, Raba, Rasanae Barat, dan Asakota. Saat ini masih ada 8.491 jiwa pengungsi yang tersebar 30 titik.

Berdasarkan perhitungan data sementara, kerugian dan kerusakan akibat banjir sebesar Rp984,4 miliar. Jumlah ini adalah estimasi kasar yang nantinya akan dihitung lebih detil dengan menggunakan pendekatan Jitupasna (Pengkajian Kebutuhan PascaBencana) sekaligus dihitung besarnya kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekontruksi.

Data sementara kerugian dan dan kerusakan akibat banjir di Kota Bima meliputi, pertama kerusakan fasilitas kesehatan meliputi Puskesmas lima, Puskesmas Pembantu rusak berat sebanyak 29, Pondok bersalin Desa (Polindes) 29 rusak berat, satu Laboratorium Kesehatan Desa (Labkesda) rusak berat. Kerugian diperkirakan Rp64,4 miliar.

Kedua, kerusakan lahan pertanian meliputi 2.247 ha lahan sawah rusak dengan kerugian ditaksir mencapai Rp5,81 miliar.

Ketiga, kerusakan fasilitas pendidikan meliputi 18 SD rusak sedang, lima SMP rusak sedang, empat SMA/SMK rusak sedang. Kerugian diperkirakan mencapai Rp9,2 miliar.

Keempat, kerusakan infrastruktur adalah sebanyak sembilan jembatan rusak, jalan dalam kota 40 km rusak, prasarana air minum rusak, sarana kebersihan, lima dam rusak berat dan satu dam rusak sedang. Kerugian diperkirakan Rp259 miliar.

Kelima, tempat Usaha atau Kios, Kecamatan Mpunda lima rusak berat, Kecamatan Raba 44 rusak berat, dan 39 rusak sedang. Kemudian Kecamatan Rasanae Barat 21 rusak berat dan Kecamatan Asakota tujuh rusak berat. Sementara, kerugian diperkirakan Rp420 juta.

Keenam, sebanyak 18 rumah hanyut di Kecamatan Mpunda, dan 27 rusak berat. Kemudian Kecamatan Raba 24 rumah hanyut, 20 rusak berat, 39 rusak sedangkan di Kecamatan Rasanae Barat 30 hanyut, 10 rusak sedang. Di wilayah lainnya Kecamatan Asakota 19 rumah hanyut. Kerugian diperkirakan Rp30,1 miliar.

Ketujuh, adalah kantor dengan rincian 30 rusak berat. Kerugian diperkirakan Rp7,8 miliar.

Pemerintah daerah Kota Bima memperkirakan kerugian dari harta penduduk mencapai Rp607,93 miliar sehingga total kerugian ditaksir mencapai Rp984,40 miliar. Pendataan masih terus dilakukan mengingat belum semua kerusakan tercatat. Diperkirakan dampak ekonomi akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya data kerusakan.

"Distribusi bantuan dan pembersihan harus dioptimalkan, sejumlah truk akan didatangkan dari Pemerintah Provinsi untuk membantu distribusi bantuan dan kegiatan pembersihan. Personel TNI dan Polri bersama relawan akan ditempatkan per sektor wilayah terdampak," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei di Jakarta, Senin (26/12/2016).

Baca juga artikel terkait BANJIR atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan