Menuju konten utama

4 Perbedaan Mendasar Android dengan Harmony, OS Buatan Huawei

Ada empat perbedaan mendasar antara Android dengan Harmony, sistem operasi buatan Huawei.

4 Perbedaan Mendasar Android dengan Harmony, OS Buatan Huawei
Ilustrasi Handphone Huawei Nova 3i.FOTO/iStockphoto

tirto.id - Huawei resmi meluncurkan sistem operasi (OS) multi-platform, Harmony OS, dalam ajang Huawei Developer Conference pada 9-11 Agustus 2019. Banyak spekulasi yang menyebut Harmony OS akan menjadi sistem operasi di ponsel Huawei dan Honor, serta bersaing dengan Android.

Melansir Fossbytes, Kamis (29/8/2019), Harmony OS sebenarnya bukanlah pesaing langsung OS Android. Huawei mengatakan bahwa fokus penggunaan Harmony OS untuk smart screen, smart speaker, car head unit, dan sebagainya.

Tak hanya itu, Harmony OS memiliki sistem kerja yang berbeda dari Android. OS buatan Huawei ini memiliki sejumlah perbedaan mendasar dengan Android. Berikut ini beberapa perbedaan mendasar Harmony OS dengan Android.

1. Harmony OS Tidak Berbasis Kernel Linux

Berbeda dengan Android, Harmony OS ini tidak berbasis atau dikembangkan dari kernel Linux. Kernel sendiri adalah perangkat lunak yang menjadi inti dari sebuah OS dan memiliki akses ke perangkat keras.

Harmony OS dikembangkan dari microkernel baru dan jauh lebih kecil ukurannya daripada kernel monolitik seperti Linux. Microkernel Harmony OS ini hanya menangani thread scheduling dan Inter-Process Communication (IPC).

2. Konsep OS Terdistribusi

Harmony OS menggunakan konsep OS yang jauh berbeda dari Android yang disebut Huawei terdistribusi. Harmony OS ini menggunakan task scheduling dan data management terdistribusi guna meningkatkan performa secara signifikan.

Huawei mengatakan konsep terdistribusi ini dapat mengalahkan Android dari sisi performa. Pabrikan berlogo kipas merah ini mengatakan bahwa Android memiliki masalah redudant code, mekanisme scheduling yang ketinggalan, dan memiliki masalah fragmentasi.

3. Mekanisme Deterministic Latency Engine

Microkernel Harmony OS menggunakan sistem penjadwalan canggih yang disebut dengan Deterministic Latency Engine. Mekanisme ini menggunakan analisis beban waktu nyata, pencocokan karakteristik aplikasi, dan perkiraan untuk mengalokasikan sumber daya yang lebih efisien.

Penggunaan mekanisme Deterministic Latency Engine ini diklaim dapat membuat performa perangkat lebih smooth. Huawei mengklaim mekanisme ini mendongkrak hingga 25,7 persen untuk latensi respons dan peningkatan hingga 55,6 persen untuk fluktuasi latensi.

4. Tidak memiliki Akses Root

Huawei menegaskan bahwa Harmony OS tidak memiliki akses root seperti Android.

Hal ini diklaim dapat meningkatkan keamanan sistem dan perangkat secara umum. Harmony OS menggunakan metode verifikasi untuk meningkatkan keamanan microkernel-nya.

Kelahiran Harmony OS dipicu dari larangan AS atas hubungan bisnis dengan perusahaan Cina termasuk Huawei, meski Huawei mengklaim telah mengembangkan OS ini jauh-jauh hari.

Masih dari akibat larangan itu, smartphone Huawei seri Mate 30 dilaporkan bakal meluncur tanpa dukungan Google. Artinya, flagship ini bakal tak dapat menikmati layanan populer Google, seperti Gmail, YouTube, Drive, Maps, dan lainnya.

Baca juga artikel terkait SISTEM OPERASI atau tulisan lainnya dari Ditya Pandu Akhmadi

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Ditya Pandu Akhmadi
Penulis: Ditya Pandu Akhmadi
Editor: Ibnu Azis