Menuju konten utama

3 Teori Sosiologi: dari Emile Durkheim, Karl Marx, hingga Max Weber

Ada tiga teori besar dalam sosiologi, mulai dari teori Emile Durkheim, Karl Marx, hingga Max Weber.

3 Teori Sosiologi: dari Emile Durkheim, Karl Marx, hingga Max Weber
Pengunjung berjalan melewati foto Karl Marx di sebuah pameran untuk memperingati ulang tahun ke-200 kelahirannya di Museum Nasional di Beijing, Sabtu, 5 Mei 2018. AP Photo/Mark Schiefelbein

tirto.id - Teori sosiologi Emile Durkheim, Karl Marx, dan Max Weber adalah 3 teori besar yang sebaiknya dipahami ketika membahas cabang ilmu ini.

Sosiologi secara umum mempelajari tentang konsep kehidupan sosial, perubahan sosial, dan sebab-akibat dari berbagai perilaku manusia.

Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat. Ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, dan perubahannya. Demikian sebagaimana dikutip dari KBBI.

Sosiologi merupakan gabungan dua kata dari Bahasa Latin dan Yunani, yakni socius yang berarti kawan dalam bahasa Latin sedangkan logos bermakna ilmu pengetahuan dalam bahasa Yunani.

Jadi, secara harafiah sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pola perilaku manusia dalam bermasyarakat.

Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, setiap manusia tidak pernah luput dari adanya aktivitas sosial. Mulai dari aktivitas pribadi, masyarakat, hingga pada tingkat global yang dapat dipelajari melalui sosiologi.

Pada aktivitas pribadi, sosiologi mempelajari tentang bagaimana dampak dari berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja seperti konflik percintaan, permasalahan dalam rumah tangga, keyakinan agama, dan perilaku menyimpang.

Sedangkan peran sosiologi pada tingkat masyarakat adalah mengkaji berbagai hal publik seperti kejahatan dan hukum, kemiskinan dan kekayaan, sekolah dan pendidikan, komunitas perkotaan, dan juga gerakan sosial.

Kemudian pada tingkat global, aspek sosiologi lebih meluas dengan mempelajari berbagai fenomena global seperti pertumbuhan penduduk dan migrasi, perang dan perdamaian, dan perkembangan ekonomi secara global.

Tiga Teori Besar dalam Sosiologi

Dalam mempelajari sosiologi akan dipertemukan dengan tiga pemikir utama, yaitu Emile Durkheim, Karl Marx, dan Max Weber. Dimana dari ketiga pemikir utama tersebut memiliki masing-masing teori yang disebut dengan Grand Theory pada masa awal perkembangan ilmu ini.

Ketiga teori tersebut diantaranya sebagai berikut :

1. Teori Fungsionalisme (Struktural Fungsional), Emile Durkheim

Dalam teori ini, Durkheim melakukan pengkajian terkait konsep tatanan sosial dan melihat bagaimana masyarakat dapat hidup secara harmonis melalui konsep tersebut. Dimana teori ini melakukan pengkajian pada level makro, yaitu dengan menilai bagaimana aspek masyarakat dapat berfungsi.

Teori Fungsionalisme menjelaskan pemikiran durkheim yang dijelaskan melalui pendekatan sistem. Pendekatan ini mengibaratkan masyarakat sebagai organisme hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, yang dianalisis dengan sebuah struktur yang saling berfungsi. Dalam teori ini dijelaskan, organisme hidup menyatu dalam suatu tatanan sistem yang masing-masing organ memiliki fungsi sendiri dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Sehingga konsep ini secara umum menyajikan tentang konsep kerja sama dari masing-masing struktur untuk dapat berintegrasi secara harmonis. Sehingga dapat menciptakan suatu tatanan sosial yang melibatkan berbagai elemen.

2. Teori Konflik dan Alienasi, Karl Marx

Karl Marx melalui Teori Konflik-nya menjelaskan tentang bagaimana peran konflik dalam memicu terjadinya suatu perubahan. Konflik-konflik ini yang muncul secara konsisten selama masa revolusi sosial akibat dari adanya “antagonisme kelas”. Teori ini menjadi lebih menarik melalui konsep Borjuis dan Proletar yang dikemukakan oleh Marx.

Munculnya teori ini akibat dari adanya konsep kaum Borjuis yang melakukan penindasan terhadap kaum proletar. Kaum borjuis dianggap sebagai kaum revolusioner yang mewakili perubahan radikal pada struktur masyarakat. Kaum borjuis ini menggunakan kekuasaannya dalam berbagai hal yang dapat berdampak pada perilaku diktator dengan mengeksploitasi kaum-kaum proletar.

Kemudian, selain teori konflik, Marx juga mengemukakan tentang teori Alienasi. Dalam Teori Alinenasi dijelaskan tentang hilangnya kendali seseorang akan hidupnya. Hal tersebut akibat dari kontrol yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kuasa.

3. Teori Interaksionisme Simbolik Max Weber

Teori interaksionisme simbolik menjelaskan bahwa individu bertindak sesuai dengan interpretasi mereka terhadap makna yang ada pada dunia. Teori ini juga menjelaskan bahwa setiap orang memberikan makna pada simbol yang kemudian mereka interpretasikan secara subjektif pada simbol-simbol tersebut.

Teori ini memberikan perspektif pada sosiolog untuk dapat mempertimbangkan keberadaan simbol dan detail pada kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mencari tahu arti dan makna dibalik simbol-simbol. Selain itu, juga bagaimana hal tersebut dapat membantu orang untuk berinteraksi satu sama lain. Dilihat dari level analisisnya, teori ini berada pada tingkat mikro dengan melihat interaksi antar individu satu sama lain.

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Muhammad Ibnu Azzulfa

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Muhammad Ibnu Azzulfa
Penulis: Muhammad Ibnu Azzulfa
Editor: Agung DH
Penyelaras: Yulaika Ramadhani