Menuju konten utama

3 Sumber Peredaran Uang Gelap di Dunia, Narkoba Jadi yang Tertinggi

Sumber utama peredaran uang gelap di dunia didominasi transaksi narkotika, perdagangan barang palsu, dan kejahatan lingkungan.

3 Sumber Peredaran Uang Gelap di Dunia, Narkoba Jadi yang Tertinggi
Polisi menunjukkan barang bukti narkotika jenis sabu saat konferensi pers di Polresta Denpasar, Bali, Selasa (22/2/2022). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, tiga sumber utama peredaran uang gelap (illicit financing) terbesar yang terjadi di dunia. Salah satunya perputaran uang dari kegiatan perdagangan narkoba.

"Yang paling tinggi adalah narkotika 344 miliar dolar AS estimasi dari value atau volume illicit financing dari kegiatan (perdagangan) narkotika," kata Sri Mulyani dalam PPATK 3rd Legal Forum di Jakarta, Kamis (31/3/2022).

Sri Mulyani mengatakan, sumber peredaran uang gelap lainnya adalah perdagangan barang palsu yang mencapai 288 miliar dolar AS. Terakhir, kejahatan lingkungan menyebabkan kerugian dari peredaran transaksi ilegal yang mencapai 281 miliar dolar AS di seluruh dunia setiap tahunnya.

Bukan hanya nilainya yang besar, kejahatan lingkungan seperti illegal logging, illegal fishing, dan illegal mining juga menyebabkan kerusakan lingkungan. Lebih dari itu, kenaikan setiap tahun juga lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global.

"Yang mungkin cukup mengkhawatirkan dampak dan biaya dari kejahatan lingkungan ini setiap tahunnya naik lima sampai tujuh persen, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi dunia," ungkapnya.

Sri Mulyani menambahkan, kondisi ini menggambarkan bahwa kegiatan ilegal menghasilkan dana lebih besar dari kegiatan legal. Oleh karena itu, pemerintah seluruh negara berupaya membuat kebijakan anti-money laundering untuk mencegah perputaran uang hasil kejahatan.

"Karena begitu besarnya kerusakan dari kerusakan lingkungan ini, maka ini menjadi salah satu fokus untuk bisa menanganinya," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait NARKOTIKA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Bayu Septianto