Menuju konten utama

3 Cara Berhenti Merokok yang Efektif: Ada Terapi "Nicotine Patch"

Cara berhenti merokok secara alami: mulai dari tekad yang kuat hingga terapi penggunaan nicotine patch.

3 Cara Berhenti Merokok yang Efektif: Ada Terapi
Ilustrasi dilarang merokok. FOTO/Istockkphoto

tirto.id - Semua orang tahu risiko kesehatan dari merokok, tetapi bagi pecandu, fakta tersebut tidak cukup menghentikan kebiasaan mereka untuk merokok. Merokok tembakau adalah kecanduan fisik dan kebiasaan psikologis.

Zat nikotin yang tinggi dalam rokok bersifat adiktif. Bagi perokok berat, merokok sudah mendarah daging sebagai ritual sehari-hari.

Hal ini juga mungkin respons otomatis bagi para perokok, seperti merokok dan minum kopi di pagi hari, ketika sedang istirahat di kantor atau sekolah, serta saat perjalanan pulang kerja.

Help Guide mewartakan, merokok menjadi cara dan bagian dari mereka saat bergaul bersama teman, keluarga, dan kolega. Bagi perokok, merokok juga bisa menjadi cara mengatasi depresi, kecemasan, atau bahkan kebosanan.

Namun demikian, tidak sedikit dari perokok menyimpan niat untuk berhenti, hanya saja mengatasi kecanduan tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Bahkan banyak yang mengaku sudah berusaha untuk berhenti namun gagal berkali-kali. Tapi, bukan berarti tidak mungkin untuk berhenti.

Cara Berhenti Merokok yang Efektif

Jika satu cara tidak berhasil, maka perlu menggunakan cara lainnya. Berikut ragam cara untuk berhenti merokok yang patut dipertimbangkan:

1. Tekad yang kuat

Mungkin terdengar klise, tetapi hal pertama yang harus dilakukan untuk berhenti merokok adalah tekad yang kuat untuk berhenti.

Semua hal datang dari diri sendiri. Jika di tengah proses untuk berhenti mulai kendor, segera pikirkan ulang alasan dan tekad awal untuk berhenti. Motivasi diri adalah kunci.

2. Menyibukkan diri

Melansir Smokefree.gov menyibukkan diri adalah cara yang tepat saat proses berhenti merokok agar mengalihkan pikiran dari keinginan untuk merokok. Beragam aktifitas bisa dilakukan seperti:

  • Olahraga
  • Berjalan-jalan ke luar rumah
  • Kunyah permen karet atau permen keras.
  • Buat tangan sibuk dengan pena, tusuk gigi, atau bermain gim.
  • Minum banyak air.
  • Bersantai dengan menghirup napas dalam-dalam.
  • Pergi ke bioskop.
  • Habiskan waktu bersama teman dan keluarga yang tidak merokok.
  • Pergi makan malam di restoran smoke free favorit.
  • Jauhi hal-hal yang memicu untuk merokok.

3. Terapi Pengganti Nikotin

Terapi pengganti nikotin dilakukan dengan pengurangan nikotin secara bertahap dengan berbagai cara. Biasanya terapi pengganti nikotin dilakukan untuk perokok berat.

Berikut ini sejumlah cara dan produk yang digunakan untuk menjalankan terapi pengganti nikotin berdasarkan penelitian berjudul Nicotine Replacement Therapy: An Overview oleh Umesh Wadgave dan L Nagesh dalam International Journal of Health Sciences: A Scientific Publication by Qassim Univeristy.

Nicotine patch digunakan pada kulit untuk memberikan nikotin melalui kulit pada tingkat yang relatif stabil.

Nicotine patch tersedia dalam berbagai dosis, yang memungkinkan perokok dengan ketergantungan tinggi menggunakan patch terkuat dan perokok dengan ketergantungan kecil menggunakan yang lebih rendah.

Kisaran dosis memungkinkan pengguna untuk mengurangi asupan nikotin secara bertahap selama beberapa minggu atau lebih untuk memungkinkan penyesuaian bertahap pada tubuh. Sehingga, akan menurunkan kadar nikotin dan pada akhirnya bebas nikotin.

  • Permen karet nikotin
Permen karet ini tidak dikunyah seperti permen karet biasa, tetapi dengan cara mengunyah sebentar, kemudian ditahan di mulut selama sekitar 30 menit, sesuai kebutuhan, untuk melepaskan nikotinnya.

Permen karet nikotin tersedia dalam dua dosis, yakni 2 mg dan 4 mg. Hasil studi menunjukkan, 18 perokok berat telah terbukti meningkatkan peluang mereka mencapai hasil dengan mengonsumsi permen karet 4-mg daripada permen karet 2-mg.

Setelah beberapa minggu atau bulan, jumlah dosis per hari dikurangi secara bertahap sampai tidak lagi diperlukan.

Pasien harus menghindari minuman asam selama sebelum dan saat mengunyah permen karet, karena minuman asam terbukti mengganggu penyerapan bukan nikotin.

  • Permen nikotin
Mirip dengan permen karet nikotin, hanya saja permen nikotin tidak dikunyah. Permen nikotin juga masih tersedia dalam dua dosis 2 mg dan 4 mg.

Permen ini akan larut dalam mulut dalam 30 menit. Jumlah nikotin yang diserap per permen tampaknya sedikit lebih tinggi daripada yang diberikan oleh permen karet.

  • Tablet nikotin sublingual
Produk ini dirancang untuk diletakkan di bawah lidah di mana nikotin dalam tablet diserap secara sublingual.

Seperti permen, tablet ini memiliki keuntungan karena tidak perlu dikunyah. Dianjurkan agar perokok menggunakan produk ini setidaknya selama 12 minggu.

Setelah 12 minggu, jumlah tablet yang digunakan harus dikurangi secara bertahap.

  • Nicotine oral inhaler
Terdiri dari corong dan kartrid plastik yang mengandung nikotin. Vapor inhaler dirancang untuk memenuhi aspek perilaku merokok, yaitu ritual tangan ke mulut, sambil memberikan nikotin untuk mengurangi gejala penarikan fisiologis yang dihasilkan oleh penghentian tembakau.

Meskipun disebut sebagai "inhaler", sebagian besar nikotin dikirim ke rongga mulut (36 persen) dan di kerongkongan dan perut (36 persen). Sangat sedikit nikotin dikirim ke paru-paru (4 persen).

  • Nicotine nasal spray
Produk ini dirancang untuk memberikan dosis nikotin lebih cepat. Perangkat yang tersedia bagi pasien adalah botol multi-dosis dengan mekanisme pompa yang dipasang ke nozzle yang menghasilkan 0,5 mg nikotin per 50-uL.

Setiap dosis terdiri dari dua penyemprotan, satu untuk setiap lubang hidung. Semprotan nikotin diserap ke dalam darah dengan relatif cepat.

Pasien harus mulai dengan satu atau dua dosis per jam, yang dapat ditingkatkan hingga maksimum 40 dosis per hari.

Satu dosis semprotan hidung per jam (1mg nikotin) selama 10 jam menghasilkan konsentrasi plasma rata-rata 8mg / ml.

Baca juga artikel terkait CARA BERHENTI MEROKOK atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno