Menuju konten utama

3 Arahan Presiden Jokowi Guna Cegah Lonjakan Covid Seperti di Eropa

Pemerintah terus memantau perkembangan gelombang baru penularan Covid-19 di Eropa untuk menyiapkan langkah antisipasi.

3 Arahan Presiden Jokowi Guna Cegah Lonjakan Covid Seperti di Eropa
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperlihatkan vaksin COVID-19 Astrazeneca saat vaksinasi kepada kyai Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PWNU Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021). ANTARA FOTO/Moch Asim/aww.

tirto.id - Presiden Joko Widodo memberikan 3 arahan kepada para bawahannya untuk mengantisipasi dampak meledaknya kembali kasus Covid-19 di kawasan Eropa. Perintah Presiden Jokowi itu disampaikan kepada jajaran menterinya di rapat evaluasi PPKM pada Senin, 22 November 2021.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan Presiden Jokowi menyampaikan 3 arahan tersebut supaya tak terjadi ledakan kasus yang sama atau gelombang baru penularan Covid-19 di Indonesia. Hal ini mengingat periode libur panjang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) akan segera tiba.

Budi menyatakan arahan pertama dari Presiden Jokowi untuk mencegah ledakan kasus Covid-19 seperti di Eropa, adalah dengan mempercepat proses vaksinasi corona di tanah air.

Sementara perintah yang kedua, Budi melanjutkan, Presiden Jokowi meminta semua pihak tidak lengah sehingga terus menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, terutama pada periode libur Nataru.

"Ketiga, [arahan Presiden Jokowi ialah] monitor dengan baik dengan laboratorium genome sequencing, bagaimana pergerakan mutasi yang datang dari luar negeri maupun mutasi yang juga terjadi dalam negeri," kata Budi ketika memberikan keterangan pers yang disiarkan akun Youtube Sekretariat Presiden.

Budi menjelaskan pemerintah Indonesia saat ini terus memantau perkembangan pandemi Covid-19 di luar negeri, termasuk negara-negara yang kini mengalami lonjakan kasus. Hal ini demi meningkatkan kewaspadaan, terutama menjelang libur Nataru.

Infografik BNPB Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 22 Nov

Infografik BNPB Cegah Lonjakan Kasus Covid-19. tirto.id/Fuad

Menurut Budi, pemicu utama lonjakan kasus Covid-19 di hampir semua negara Eropa yang mengalaminya saat ini adalah varian Delta dan turunan hasil mutasinya.

Sebagai gambaran, di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI sudah mendeteksi 25 jenis mutasi varian Delta. Jenis-jenis itu berupa turunan pertama maupun kedua dari varian Delta.

Meskipun begitu, Budi mencatat banyak negara yang sebelumnya terserang oleh varian, hingga sekarang belum mengalami lonjakan kasus.

"India yang dulu puncaknya pernah terkena Delta, sekarang masih landai sesudah 195 hari, juga Afrika Selatan pernah kena Delta, kini sudah melanda 134 hari, Indonesia 124 hari, dan Jepang 86 hari," ujar dia.

Menurut dia, hanya Srilanka yang pernah mengalami lonjakan kasus akibat penularan varian Delta, dan sekarang mulai menemui situasi kenaikan kembali.

Pemerintah Pantau Daerah Rawan Lonjakan Covid-19

Pemerintah hingga kini terus memantau berbagai daerah yang terindikasi rawan mengalami lonjakan kasus positif Covid-19.

Menkes Budi Gunadi Sadikin mencatat ada 19 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan kasus Covid-19 sehingga perlu diwaspadai.

Berdasarkan pantauan Kemenkes dan Satgas Penanganan Covid-19, ada 2 daerah yang terus mengalami kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 dalam 4 pekan berturut-turut, yakni Kabupaten Fak-fak dan Purbalingga. Sementara satu daerah lain, yakni Lampung Utara mengalami kenaikan kasus dalam 3 minggu secara beruntun.

"16 kota dimonitor secara ketat usai 2 minggu berturut-turut kasusnya naik," terang Budi.

Budi mengatakan angka lonjakan kasus di belasan kabupaten/kota itu memang belum terlalu tinggi dan fasilitas kesehatan di daerah-daerah itu masih memadai untuk merawat pasien Covid-19.

Namun, perkembangan di belasan daerah tetap dipantau untuk mengantisipasi risiko kemunculan gelombang baru penularan Covid-19 di Indonesia. Budi menegaskan, ada dua hal yang perlu diperbaiki di daerah-daerah itu, yaitu tracing (pelacakan kontak erat pasien Covid-19) dan testing (tes kepada hasil penelusuran kontak erat).

"Disiplin tracing kontak erat dan testing terhadap hasil kontak erat [di 19 daerah] sangat rendah," kata dia.

Kedua aspek penting dalam pengendalian pandemi itu, kata Budi, perlu segera dibenahi oleh pemda-pemda di 19 daerah tadi. "Ini sangat penting demi mencegah gelombang baru."

Selain itu, Budi pun mengimbau agar masyarakat segera mengikuti vaksinasi dosis pertama dan kedua tanpa perlu khawatir dengan informasi tidak benar (hoaks) mengenai efek sampingnya.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait PANDEMI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Yantina Debora