Menuju konten utama

2.911 Warga Gunungkidul Masih Mengungsi Akibat Banjir dan Longsor

Data jumlah pengungsi ini bisa berubah karena kondisi bencana di Gunungkidul masih terjadi.

2.911 Warga Gunungkidul Masih Mengungsi Akibat Banjir dan Longsor
Anggota TNI mengevakuasi korban banjir di Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Rabu (29/11/2017). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada sekitar 2.911 penduduk di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang masih mengungsi karena rumahnya masih terimbun tanah dan tergenang banjir.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Ruti Sulastri mengatakan saat ini petugas gabungan masih melakukan evakuasi terhadap warga yang rumahnya tertimpa longsor, terisolir dan tergenang banjir.

"Data sementara jumlah pengungsi sebanyak 2.911 orang. Data ini bisa berubah karena kondisi bencana di Gunungkidul masih terjadi," kata Ruti di Gunung Kidul, Kamis (30/11/2017).

Para pengungsi itu, kata Ruti, ada yang tinggal di rumah saudara, rumah tetangga, pos pengungsi balai desa dan balai dusun. "Pos pengungsi sendiri ada 14 titik yang tersebar merata," katanya.

Sementara kecamatan yang mengalami bencana terparah, kata dia, berada di kecamatan Nglipar, Semanu, Gedangsari, dan Patuk.

Ia mengatakan, jumlah pengungsi terbanyak ada di Kecamatan Semanu. “Di Desa Pacarejo sebanyak 689 orang, dan Desa Ngeposari 256 orang. Disusul Kecamatan Nglipar lebih dari 1.000 orang," katanya.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul juga telah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati tentang Status Siaga Darurat Becana yang berlaku 28 November sampai 4 Desember atau satu minggu. Status siaga bencana ini dapat diperpanjang bila dibutuhkan.

Ruti menyatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan kerusakan infrasruktur rumah warga, sehingga belum bisa merincikan total kerusakannya.

Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan infrastruktur yang sangat mendesak untuk segera diperbaiki.

"Status siaga bencana ini, waktunya terbatas, sehingga kami harus mengutamakan infrastruktur yang mendesak dibangun dan diperbaiki," kata dia.

Baca juga artikel terkait CUACA BURUK

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto