Menuju konten utama

256 Warga Mengungsi akibat Banjir Bandang Flores Timur NTT

Menurut data BNPB, sekitar 256 jiwa mengungsi akibat banjir bandang disertai tanah longsor di Kabupaten Flores Timur, NTT, pagi ini.

256 Warga Mengungsi akibat Banjir Bandang Flores Timur NTT
Banjir bandang menerjang salah satu desa di pulau Adonara, Flores Timur, Ahad (4/4). Antara/HO- BPBD Lembata.

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendata sekitar 256 jiwa mengungsi akibat banjir bandang disertai tanah longsor di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada Senin (5/4).

"Perkembangan terkini bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Senin pukul 05.00 WIB, data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangannya di Jakarta, Senin (5/4/2021).

Raditya menjelaskan lebih lanjut, jumlah pengungsi terkini masih dalam pendataan petugas di lapangan. Sementara itu, 44 orang meninggal dunia dan 24 orang lainnya masih dinyatakan hilang, sedangkan warga yang luka-luka, telah mendapatkan perawatan medis.

Desa yang terdampak akibat banjir bandang bertambah menjadi delapan, yang tersebar di empat kecamatan. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).

Sedangkan kerugian materiel sementara tercatat rumah hanyut sebanyak 17 unit, terendam lumpur 60 unit, dan lima jembatan putus. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus mendata dan memverifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.

"Beberapa kendala dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat. BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat," kata Raditya.

Banjir bandang disertai tanah longsor dipicu oleh intensitas hujan tinggi pada dini hari tadi, Minggu (4/4) pukul 01.00 waktu setempat atau WITA. BMKG telah merilis adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem. Salah satunya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini, 3 – 9 April 2021.

BMKG memperkirakan siklon tropis Seroja akan semakin menguat dalam 24 jam ke depan dengan kekuatan 55 knot (100 km/jam) dan kecepatan 10 knot (19 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia.

"Diperkirakan intensitas siklon tropis Seroja menguat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat daya," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Senin.

Berdasarkan analisis BMKG, prediksi 24 jam ke depan (6/4) pukul 01.00 WIB siklon tropis Seroja berada pada posisi di Samudra Hindia sebelah barat daya Pulau Rote, 11.6 Lintang Selatan, 120.0 Bujur Timur atau sekitar 360 km sebelah barat barat daya Rote.

Baca juga artikel terkait BANJIR BANDANG NTT

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Maya Saputri