Menuju konten utama
KTT G20

25% Negara Bereaksi atas Harga Pangan Tinggi Akibat Larangan Ekspor

Sebanyak 345 juta di 82 negara mengalami rawan pangan akut yang diperparah dengan kenaikan harga energi dan pangan serta larangan ekspor.

25% Negara Bereaksi atas Harga Pangan Tinggi Akibat Larangan Ekspor
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo (kanan) menyampaikan sambutan pada pertemuan hari kedua Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (16/7/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/foc.

tirto.id - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Giorgieva mengatakan, krisis pangan saat ini sudah berdampak ke banyak negara di dunia. Kondisi itu tidak terlepas dari dampak pandemi COVID-19, gangguan rantai pasokan internasional, dan geopolitik antara Rusia - Ukraina.

Dia mengatakan, terjadinya krisis tersebut membuat orang yang rawan pangan akut meningkat jadi 345 juta di 82 negara menurut World Food Programme (WFP). Kondisi ini semakin diperparah dengan kenaikan harga energi dan pangan serta larangan ekspor di berbagai negara.

"Lebih buruk lagi, sekitar 25 negara telah bereaksi terhadap harga pangan yang lebih tinggi dengan mengadopsi pembatasan ekspor yang memengaruhi lebih dari delapan persen perdagangan pangan global," kata dia dalam side event G20 di Nusa Dua Bali, Sabtu (16/7/2022).

Selain itu, kenaikan harga pupuk dua kali lipat selama setahun terakhir juga memperumit respons untuk ketersediaan pasokan makanan. Pasokan pangan global yang terus meningkat selama dekade terakhir juga dinilai perlu dilepaskan untuk menurunkan harga.

"Semua ini terjadi pada saat ruang fiskal untuk tindakan pemerintah sudah sangat dibatasi setelah pandemi covid-19. Di luar jangka pendek, perubahan iklim secara struktural mempengaruhi produktivitas pertanian di banyak negara," ungkapnya.

Oleh karena itu, untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's) memerlukan tindakan jangka pendek dan jangka panjang di empat bidang utama. Keempat langkah ini disebut IMF dapat membantu masyarakat global terhindar dari kerawanan krisis pangan yang meningkat.

"Pertama, memberikan dukungan segera kepada yang rentan, memfasilitasi perdagangan dan pasokan makanan internasional, meningkatkan produksi, dan berinvestasi dalam pertanian yang tahan iklim," pungkas dia.

Baca juga artikel terkait KRISIS PANGAN GLOBAL atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Restu Diantina Putri