Menuju konten utama

2019, Pendapatan Freeport Turun 2,75 miliar dolar

Pendapatan PTFI bakal turun dari sekitar 4 miliar dolar AS jadi hanya sekitar 1 miliar dolar AS.

2019, Pendapatan Freeport Turun 2,75 miliar dolar
Belasan bekas karyawan PT Freeport Indonesia melakukan aksi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Kamis (27/12/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Pendapatan PT Freeport Indonesia (PTFI) diprediksi menurun dari 4 miliar dolar AS pada 2018 jadi 1,25 miliar dolar AS pada 2019, akibat perubahan produksi dari tambang terbuka (open pit) ke tambang bawah tanah (underground).

Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pada 2019, pendapatan sebelum pajak, bunga dan depresiasi (EBITDA) PTFI diperkirakan hanya 1,25 miliar dolar AS, kemudian berangsur naik pada 2020 jadi 1,79 miliar dolar AS.

“Pendapatan PTFI bakal turun dari sekitar 4 miliar dolar AS jadi hanya sekitar 1 miliar dolar AS,” kata Budi saat berdiskusi di gedung Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Jalan Turi, Jakarta Selatan, Rabu (9/1/2019).

PT Inalum saat ini menjadi pemegang saham mayoritas PTFI. Menurut dia, EBITDA Freeport Indonesa 2018 tercatat 4 miliar dolar AS. Dia memperkirakan, produksi PTFI baru berangsur normal pada 2023, dimana EBITDA Freeport akan menyentuh angka 4,508 miliar dolar AS

Tajamnya penurunanya pendapatan berdampak pada laba bersih (deviden), dari 2,01 miliar dolar AS pada 2018 jadi 166 juta dolar AS pada 2019. Kemudian laba pada 2020 diprediksi mencapai 366 juta dolar AS di dan 870 juta dolar AS pada 2021. Laba Freeport diprediksi membaik pada 2023 berkisar 2 miliar dolar AS.

Baca juga artikel terkait DIVESTASI FREEPORT atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali