Menuju konten utama

18 Februari Memperingati Pluto Pertama Kali Ditemukan

Hari ini, 92 tahun yang lalu, Pluto ditemukan dan masuk sebagai planet kesembilan di tata surya.

18 Februari Memperingati Pluto Pertama Kali Ditemukan
Ilustrasi Planet Pluto. Foto/istock

tirto.id - Sekitar 92 tahun yang lalu, Pluto pertama kali ditemukan, tepat pada tanggal 18 Februari 1930. Saat itu Pluto diyakini sebagai planet oleh penemunya, Clyde Tombaugh.

Dilansir dari situs Britannica, penemuan Pluto berawal dari seorang astronom bernama Percival Lowell yang memprediksi bahwa orbit komet menunjukkan tanda keberadaan sebuah planet di luar Neptunus pada 1902.

Tiga tahun berselang, Lowell memulai pencarian planet misterius ini di observatoriumnya yang bertempat di Arizona.

Namun, pencarian "Planet X" ini sempat ditunda beberapa tahun, karena sang astronom wafat pada 1916. Proses pencarian baru dilanjut pada 1927, oleh Clyde Tombaugh yang menjadi asisten di Lowell Observatory.

Sebuah teleskop baru dibangun khusus guna mendukung pencarian. Tombaugh mulai mengekspos pelat fotografi pertama dari pencarian yang baru dihidupkan kembali.

Ilmuwan asal Amerika Serikat itu lantas mengambil banyak foto wilayah yang diperkirakan oleh Lowell sebagai tempat "Planet X" berada. Ia juga membandingkan foto yang diambil beberapa hari terpisah menggunakan pembanding blink.

Hasil yang ditemukan menunjukkan bahwa bintang-bintang tetap diam di posisinya, tetapi sebuah planet bergerak di antara waktu foto yang diambil lalu berkedip cepat dari pembanding blink.

Setelah kurang dari setahun pencarian, Tombaugh menemukan Pluto di dua lempeng yang diambil pada Januari 1930. Adapun berita penemuan Pluto diumumkan ke seluruh dunia pada 13 Maret 1930.

Pluto sendiri adalah nama yang disarankan oleh seorang gadis dari Oxford bernama Venetia. Bukan tanpa alasan, Venetia menyarankan nama tersebut berdasar mitologi Romawi yang ia pahami, bahwa Pluto merupakan nama dewa di dunia bawah.

Kendati nama-nama lain juga disarankan, Tombaugh dan astronom Lowell lainnya tetap memilih nama yang disarankan Venetia. Sebab, 2 huruf pertamanya layak dijadikan inisial dari nama seseorang, yaitu Percival Lowell.

Apakah Pluto Sebuah Planet dan Bagaimana Ciri-Cirinya?

Sempat menjadi perdebatan di komunitas ilmiah dan masyarakat umum ihwal penetapan Pluto sebagai planet atau tidak, hingga akhirnya pada 24 Agustus 2006, International Astronomical Union (IAU) mengklasifikasikan Pluto sebagai dwarf planet atau planet kerdil, setelah terlempar dari posisinya di tata surya sebagai planet ke-9.

Pluto mengalami "penurunan pangkat" tersebut karena tidak memenuhi 1 dari 3 syarat menjadi planet, yakni harus membersihkan orbitnya dari puing-puing ruang angkasa.

Berdasar keterangan di laman resmi Space, pengamatan permukaan Pluto oleh pesawat ruang angkasa New Horizons menunjukkan bahwa Pluto memiliki diameter 1.473 mil (2.370 km), kira-kira kurang dari seperlima diameter Bumi.

Pluto juga memiliki pegunungan setinggi 11.000 kaki (3.500 meter), sebanding dengan Pegunungan Rocky di Amerika Utara.

Permukaan Pluto tertutup banyak es metana, tetapi para ilmuwan New Horizons telah mengamati perbedaan yang signifikan cara es memantulkan cahaya melintasi permukaan planet kerdil ini.

Selain itu, tercatat adanya area berbentuk hati besar yang disebut sebagai "Tombaugh Regio". Bagian sisi kirinya tertutup es karbon monoksida. Adapun sisi kiri tengah Tombaugh Regio adalah wilayah yang sangat mulus dan disebut sebagai "Sputnik Planum".

Area permukaan Pluto tidak mempunyai kawah yang disebabkan oleh dampak meteorit, artinya menunjukkan bahwa area tersebut, menurut skala waktu geologis, sangat muda - tidak lebih dari 100 juta tahun. Ada prediksi bahwa area ini masih dibentuk dan diubah oleh proses geologi.

Dataran es permukaan Pluto menampilkan garis-garis gelap yang panjangnya beberapa mil, selaras ke arah yang sama. Ada prediksi bahwa garis-garis itu terbentuk oleh angin kencang yang bertiup melintasi permukaan planet kerdil tersebut.

Pengamatan lain dari Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA juga telah menghasilkan bukti bahwa kerak Pluto mengandung molekul organik yang kompleks.

Permukaan Pluto adalah salah satu tempat terdingin di tata surya, bersuhu sekitar minus 387 derajat Fahrenheit (minus 232 derajat Celcius).

Jika dibandingkan dengan gambar pengamatan sebelumnya, gambar Pluto yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble menunjukkan bahwa planet kerdil itu menjadi semakin merah dari waktu ke waktu, kemungkinan besar karena perubahan musim.

Terlepas dari itu, rotasi Pluto berbeda jika dibandingkan dengan planet tata surya lainnya. Pluto berputar mundur, dari timur ke barat berbanding terbaik dengan planet-planet di tata surya yang kita kenal.

Baca juga artikel terkait PLANET PLUTO atau tulisan lainnya dari Dwi Nursanti

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Dwi Nursanti
Penulis: Dwi Nursanti
Editor: Yantina Debora