Menuju konten utama

14 Tahun Tewasnya Munir: Suciwati Hadiri Aksi Kamisan Istana Negara

“Hidup korban!”

14 Tahun Tewasnya Munir: Suciwati Hadiri Aksi Kamisan Istana Negara
Istri almarhum Munir, Suciwati mengikuti aksi Kamisan ke-552 di Jakarta, Kamis (6/9/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id - Suciwati istri aktivis pembela HAM Munir Said Thalib hadir pada aksi Kamisan yang bertempat di seberang Istana Presiden untuk memperingati 14 tahun tewasnya suaminya, Kamis (6/9/2018).

Datang dari kediamannya di daerah Malang, Suciwati turut berkumpul dengan massa lain dalam aksi Kamisan tersebut.

“Hidup korban!” kata Suciwati memberi semangat di hadapan massa yang hadir pada pukul 16:00, Kamis (6/9/2018) sore itu.

Dengan kaos hitam bergambar wajah sang suami ia terlihat tidak gentar menghadapi sekelumit rumitnya urusan hilangnya nyawa manusia dengan pemerintah.

“Yang kami inginkan adalah keadilan. Tuntaskan kasusnya, jangan setelah membunuh bisa melenggang bebas itu kan lebih mengerikan,” lanjutnya.

Walaupun sang suami yang menjadi korban dari pelanggaran HAM namun ia menyatakan bahwa ini bukan persoalan Munir saja.

"Harusnya malu ya negara, begitu banyak orang yang terlibat dari dalam maupun luar negeri meminta keadilan itu jadi kalau ini tidak segera di tuntaskan kasusnya jadi sebuah pilihan yang membuat bangsa ini menjadi lebih rendah nilainya," tandasnya.

Walaupun dilakukan di sekitar istana presiden namun tak nampak satupun perwakilan dari pemerintah dalam peringatan ini.

Sumarsih, Ibu Norman Irawan yang tewas dalam peristiwa Semanggi 1 juga hadir dengan payung dan tas hitam yang ia gunakan setiap kali aksi kamisan. Musisi Melanie Soebono, dan Polka Wars juga ikut menghadiri peringatan tersebut.

Semenata itu, Wakil Koordinator Advokasi kontraS Putri Karnesia menyatakan ketegasannya untuk keterbukaan pemerintah dalam mengungkapkan dokumen TPF yang sudah rampung sejak tahun 2005.

Putri juga menyampaikan saat ia di wawancara beberapa minggu lalu di sebuah stasiun televisi hadir pula Mantan ketua TPF Munir, Marsudhi Hanafi yang mengsiyaratkan “setidaknya ada dua nama yang disebut, saya juga tidak tahu namanya siapa karena saya juga tidak baca dokumen lengkapnya jadi silahkan pemerintah yang buka dokumen lengkapnya dan katanya ada beberapa nama lain yang belum pernah diungkap ke publik dan belum pernah di adili”.

Putri mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat tim advokasi kasus munir hendak melakukan pertemuan dengan kabareskrim untuk menindaklanjuti kasus ini.

Baca juga artikel terkait KASUS PEMBUNUHAN MUNIR atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Hukum
Reporter: atik & Atik Soraya
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani