Menuju konten utama

133 Orang Meninggal Akibat DBD, Kemenkes: Belum KLB

Tingginya kasus DBD selama 1-29 Januari 2019 akibat musim hujan yang memudahkan nyamuk berkembang biak.

133 Orang Meninggal Akibat DBD, Kemenkes: Belum KLB
Ilustrasi nyamuk dbd. FOTO/istockphoto

tirto.id - Kementerian Kesehatan mencatat penyakit virus yang dibawa nyamuk Aedes aegypti telah mengakibatkan 133 orang meninggal pada 1-29 Januari 2019 di seluruh Indonesia. Saat ini, Jawa Timur mendominasi jumlah warga terkena demam berdarah dengue (DBD).

Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, menurut data terakhir, warga terkena DBD di seluruh provinsi Indonesia per 29 Januari 2019 mencapai 13.683 orang dengan kematian 133 orang.

"Kami punya puncak kasus penderita DBD itu sampai dengan 204.000 pada 2016. Jumlah meninggalnya 1.598 [orang]. Oleh sebab itu [dengan data per Januari 2019] masih belum bisa dikatakan KLB [kejadian luar biasa] nasional. Angkanya masih rendah dibanding tahun sebelumnya," ujarnya di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (30/1/2019).

Tingginya kasus DBD dalam bulan Januari, kata dia, terkait dengan musim hujan. Pada air bersih yang mengenang, telur nyamuk mudah berkembang biak. Kemenkes meminta masyarakat mewaspadai siklus nyamuk agar tak terkena DBD.

"Telur nyamuk bisa bertahan dan tidak menetas saat musim kering. Makanya ketika masuk musim hujan terjadi pelonjakan jumlah nyamuk, karena telur tadi menetas. Sedikit saja curah air meningkat, telur tadi langsung berubah menjadi purpa lalu berkembang menjadi nyamuk dewasa. Itu yang membuat peningkatan kasus ketika awal musim penghujan," ujarnya.

Ia juga menuturkan, kasus DBD di Jawa Timur paling besar pada periode 1-29 Januari 2019. Terdapat 2.657 orang terkena DBD, 47 orang di antaranya meninggal.

Dia menyoroti tingginya DBD di Jawa Timur. Kasus di Jawa Timur, kata dia, juga terjadi pergeseran wilayah terdampak yang turut menyebabkan statusnya belum bisa dikategorikan KLB.

"Kalau sekarang Kediri, kabupaten/kota yang paling banyak angka kematiannya sekitar 18 kasus. Itu pun masih rendah dari angka tahun sebelumnya. Jadi karena kabupaten/kotanya pindah lalu jumlahnya hanya kontribusi dari satu daerah provinsi. Itu juga yang membuat Jatim belum dinyatakan KLB. Masih status waspada DBD," paparnya.

Baca juga artikel terkait KASUS DEMAM BERDARAH atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali