Menuju konten utama

1.200 Guru Besar Minim Publikasi di Jurnal Internasional

Menristekdikti menyayangkan banyaknya guru besar yang masih minim untuk mempublikasikan artikel ilmiah di jurnal internasional. Padahal kondisi itu akan berimbas pada kualitas pendidikan perguruan tinggi.

1.200 Guru Besar Minim Publikasi di Jurnal Internasional
Ilustrasi. Wakil Presiden, Jusuf Kalla (kanan), didampingi Rektor Universitas Andalas (Unand), Tafdil Husni (dua kiri), Ketua Senat Akademik Unand, Ardinis Arbain (kiri) dan Ketua Majelis Guru Besar Unand, Darwin Amir (dua kanan), usai menerima gelar doktor kehormatan di kampus tersebut di Limau Manis, Padang, Sumatera Barat, Senin (5/9). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra.

tirto.id - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof. Mohamad Nasir mengungkapkan, sekitar 1.200 orang guru besar di Indonesia tidak melakukan publikasi ilmiah khususnya di jurnal internasional.

"Kita memiliki 5.216 Guru Besar di seluruh perguruan tinggi di Indonesia yang aktif melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi namun baru tiga ribuan yang rutin melakukan publikasi jurnal, ini menjadi perhatian ke depan," kata Menristekdikti, di Padang, Rabu (22/2/2017) malam.

Nasir mengatakan, banyaknya guru besar yang minim publikasi ini menjadi permasalahan bagi pendidikan tinggi di Indonesia karena berimbas pada kualitas.

Bisa dibayangkan, kata dia, dengan jumlah dosen sampai 265 ribu di seluruh Indonesia yang tersebar di empat ribu kampus, publikasi ilmiah baru mencapai 9.989 artikel hingga akhir 2016.

Dalam hal ini guru besar aktif yang ada di dalamnya bukan hanya tidak melakukan publikasi namun juga minim melakukan pembinaan kepada juniornya untuk penulisan artikel.

"Kami berharap setelah muncul halaman dalam jaringan SINTA, publikasi ilmiah di Indonesia dapat meningkat," katanya sebagaimana dilansir dari Antara.

Dia mengatakan SINTA ini akan berperan dalam memotivasi akademisi untuk berlomba membuat jurnal ilmiah.

Di situs ini, katanya, semua akademisi bisa melihat indeks dan grafik dari publikasi yang ada di Indonesia termasuk semua jenis artikel dan penulisnya. Status peneliti yang ditentukan dari kategori satu hingga enam pun dimuat dalam situs ini.

"Diharapkan dengan peningkatan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah akan berdampak positif pada jabatan fungsional dosen dan peneliti," kata dia.

Dengan SINTA ini dia menargetkan pada tahun ini seluruh akademisi di Indonesia meraih capaian 15.000-17.000 publikasi.

Baca juga artikel terkait GURU BESAR atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari