Menuju konten utama

10 Film Dokumenter Asia Tenggara Berkompetisi di Docs By The Sea

Setelah melalui proses seleksi, Bekraf dan Tribeca Film Institute akhirnya mengumumkan 10 project film dokumenter yang akan ikut di final pitching di Docs By The Sea pada Agustus 2018.

10 Film Dokumenter Asia Tenggara Berkompetisi di Docs By The Sea
Bekraf dan Tribeca Film Institute mengumumkan 10 project film dokumenter yang akan diikutsertakan pada final pitching di Docs By The Sea pada Agustus 2018. FOTO/Dok. Bekraf dan Tribeca Film Institute

tirto.id - Setelah melewati proses master class pada 4-6 Mei 2018, IF/Then Shorts Story Development Lab akhirnya mengumumkan 10 dari 17 project film dokumenter dari berbagai negara di Asia Tenggara, yang akan diikutsertakan final pitching di Docs By The Sea pada Agustus 2018.

Selanjutnya, masing-masing finalis akan kembali berkompetisi untuk memperebutkan dukungan berupa cash prize, distribusi internasional.

Dalam rilis yang diterima Tirto, Senin (7/5/2018), sepuluh finalis yang terpilih tersebut berasal dari Indonesia, Filipina, Thailand dan Malaysia. Indonesia sendiri, memiliki perwakilan terbanyak yaitu 4 project film yang berjudul Diary of Cattle (David Darmadi & Lidia K. Afrilita), Home (Arunaya Gondhowiardjo dan Firman Widyasmara), How Far I’ll Go (Ucu Agustin dan Dian Raisha) dan The Other Half (Wahyu Utami Wati dan Damar Ardi).

Sementara Filipina meloloskan 3 project film yaitu Bullet-Laced Dreams (Cha Escala & Kristoffer Brugada), The Legend of The Fish (Venice Atienza) dan Touch the Color (Baby Ruth Villarama dan Carlo Joel Gutierrez).

Selanjutnya, Thailand memiliki 2 project film yaitu Dancing Queen (Watcharee Rattanakree dan Apichon Rattanapayon) dan Swallows Trapped in Twilight (Komtouch Napattaloong dan Nontawat Numbenchapol).

Terakhir, Malaysia diwakili oleh 1 project film yaitu Songbirds of Aceh (Aminda Faradilla dan Jean Chang).

Film tersebut akan meneruskan proses pengembangan cerita dan mengikuti workshop tambahan di Bali pada tanggal 2-5 Agustus 2018 mendatang.

Pada akhir program IF/then, 4 film dari Asia Tenggara akan memenangkan hibah dana sebesar masing-masing Rp100 juta rupiah.

Selain 4 pemenang hibah dana, 1 film akan memenangkan hibah produksi dari Al Jazeera yang juga berarti kesempatan ditayangkan di channel Al Jazeera.

Kelima pemenang program ini juga akan mendapat dukungan mentorship dan distribusi dari Tribeca. Film-film pemenang akan dipromosikan ke partner-partner distribusi Tribeca Film Institute, seperti POV, The Guardian, The New York Times, Netflix, ITVS, iTunes, Vimeo dan lainnya.

Selain melakukan seleksi dengan terpilihnya 10 film di atas, diberikan juga beberapa penghargaan lain. Antara lain dari British Council berupa Special Prize menghadiri festival film dokumenter terbesar di Inggris, Sheffield Doc/Fest.

Kesempatan ini diberikan kepada Lidia K. Afrilita dari film Diary of Cattle. Sementara penghargaan terakhir untuk kategori The Most Improved Pitch jatuh kepada film THE ACT OF FORGIVING dari Indonesia oleh Kurnia Yudha Fitranto & Teguh Hari.

Sebelum proses seleksi, seluruh peserta wajib mengikuti master class selama 3 hari, 4-6 Mei 2018, yang diisi oleh 5 mentor kelas dunia dari film dokumenter.

Para mentor tersebut yaitu Mridu Chandra (Director of IF/Then), Aloke Devichand (Al Jazeera), Gary Byung-Seok Kam, John MacFarlane dan Sebastian Wingkels.

Perhelatan If/Then Short terselenggara atas kolaborasi Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Tribeca Film Institute, Al Jazeera, British Council dan In-Docs.

Berikut adalah daftar 10 finalis film dokumenter:

1. BULLET-LACED DREAMS (The Philippines)

Sutradara: Cha Escala & Kristoffer Brugada

Logline: anak-anak dari suku asli di Mindanao berjunag memperoleh hak pendidikan disebabkan pemerintah melakukan militerisasi sekolah-sekolah mereka

2. DANCING QUEEN (Thailand)

Sutradara: Watcharee Rattanakree

Produser: Abhichon Rattanabhayon

Logline: Seorang bekas ladyboy terinfeksi HIV dari teman prianya yang tengah mempertaruhkan hidupnya berjuang melawan virus HIV dan TB

3. DIARY OF CATTLE (Indonesia)

Sutradara & Produser: David Darmadi & Lidia K. Afrilita

Logline: Film ini menggambarkan kehidupan sehari-hari peternakan sapi yang makan dan tinggal di lokasi tempat pembuangan sampah. Terlepas dari manfaat ekonomi bagi pemilik ternak, beberapa risiko tidak dapat dihindarkan; baik risiko yang mengancam jiwa ternak, dan kerugian investasi bagi pemiliknya.

4. HOME (Indonesia)

Sutradara: Arunaya Gondhowiardjo

Produser: Firman Widyasmara

Logline: Perjalanan orangutan muda menuju pemulihan melalui jalan panjang dan sulit dengan berbagai dukungan di sepanjang jalan menuju "rumah".

5. HOW FAR I’LL GO (Indonesia)

Sutradara & Produser: Ucu Agustin

Co-Producer: Dian Raisha

Logline: Dua gadis remaja yang mengalami gangguan penglihatan menantang diri mereka untuk mandiri. Andrea dan Salsabila, keduanya beranjak tujuh belas tahun, merupakan teman sejak masih anak-anak. Andrea meninggalkan Indonesia untuk tinggal di Amerika ketika dia berumur lima tahun

6. SONGBIRDS OF ACEH (Malaysia)

Sutradara & Produser: Aminda Faradilla

Produser: Jean Chang

Logline: Di salah satu tempat subur lahirnya kelompok garis keras Islam terbesar di dunia, sekelompok gadis muda menemukan cara untuk melawan terorisme dengan hanya menggunakan suara mereka dalam lagu

7. SWALLOWS TRAPPED IN TWILIGHT (Thailand)

Sutradara & Produser: Komtouch Napattaloong

Produser: Nontawat Numbenchapol

Logline: Di suatu tempat di Thailand, sebuah keluarga pengungsi Sudan hidup dalam persembunyian — menunggu pemulihan kembali dengan kamera kecil mereka.

8. THE LEGEND OF THE FISH (The Philippines)

Sutradara: Venice Atienza

Co-Writer & Sound: Fanni Wu

Logline: Apa yang harus dilakukan untuk membuat sang legenda tetap hidup?

9. THE OTHER HALF (Indonesia)

Sutradara: Wahyu Utami Wati

Produser: Damar Ardi

Logline: Basri, 65 tahun dan tinggal sendiri, berpartisipasi dalam acara pertandingan yang disebut Golek Garwo; mencari pasangan hidup

10. TOUCH THE COLOR (The Philippines)

Sutradara: Baby Ruth Villarama

Produser: Carlo Joel Gutierrez

Logline: Ketika perang narkoba di Filipina semakin intensif, sekelompok wanita yang dipenjara mengubah neraka penjara menjadi tempat pensucian dosa di saat menunggu putusan akhir mereka di pengadilan.

Baca juga artikel terkait FILM DOKUMENTER atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Film
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo