Menuju konten utama

10 Top Brand di Indonesia Versi Twitter: Tokopedia hingga Shopee

Twitter mengumumkan daftar 10 top brand di Indonesia mulai dari Tokopedia, Bukalapak Bank Mandiri hingga Shopee.

10 Top Brand di Indonesia Versi Twitter: Tokopedia hingga Shopee
Ilustrasi twitter. FOTO/freestocks.org

tirto.id - Tokopedia dan Shopee masuk dalam top brand di Indonesia menurut Twitter. Hal itu diumumkan Twitter pada Jumat (2/8/2019).

Menurut Twitter, 10 top brand di Indonesia didominasi oleh brand dari industri e-commerce, teknologi, dan finansial.

Berikut 10 top brand di Twitter di Indonesia:

1. Tokopedia

2. Grab Indonesia

3. Bank Mandiri

4. OPPO Indonesia

5. Shopee Indonesia

6. Bukalapak

7. Samsung Indonesia

8. Tiket.com

9. Bank BCA

10. Gojek Indonesia

Top brand ini diukur dari keterlibatan audiens terhadap brand selama pertengahan tahun pertama 2019 atau periode 1 Januari - 30 Juni 2019 di media sosial tersebut.

Twitter menjadi platform bagi brand untuk berinteraksi dengan konsumen mereka secara real-time. Secara global, semakin banyak brand berpendapat bahwa pengguna influensial di Twitter merupakan pemimpin di komunitas mereka. Pengguna influensial ini lah yang mendorong terjadinya percakapan serta menciptakan berbagai tren baru.

“Twitter adalah platform berbasis minat. Masyarakat Indonesia menggunakan platform ini untuk berinteraksi, mengikuti, serta mencari informasi tentang brand. Selain itu, mereka juga membentuk apa yang terjadi di Twitter dan hal inilah yang membuat Twitter unik,” kata Dwi Adriansah - Country Industry Head, Indonesia dan Malaysia.

“Tidak hanya influensial, pengguna Twitter juga terbuka terhadap informasi dan berita-berita baru. Karena itu lah, brand menaruh perhatian besar terhadap platform kami sehingga semakin banyak orang datang ke Twitter."

Menurut Dwi, dilihat dari daftar top brand di Twitter pada tengah tahun pertama 2019, banyak brand menggunakan Twitter untuk terhubung dan berinteraksi dengan beragam komunitas yang ada di platform Twitter.

Komunitas itu berasal dari industri e-commerce, teknologi, hingga perbankan. Brand menggunakan Twitter untuk memperkuat kehadiran mereka di ranah digital, sekaligus menciptakan percakapan yang dapat membantu meningkatkan top of mind.

Berikut empat cara yang digunakan 10 top brand di Twitter di Indonesia untuk selalu terhubung dengan audiensnya:

1. video

Penelitian dari Twitter menunjukkan bahwa cuitan dengan video yang menarik bisa menghasilkan interaksi dengan pengguna di Twitter 10x lebih banyak dibandingkan cuitan tanpa video atau In-Stream Video Ads.

2. Amplifikasi melalui kolaborasi

Berkolaborasi dengan pihak ketiga telah menjadi tren di kalangan 10 top brand di Twitter. Hal ini terlihat dari banyaknya brand yang menggunakan platform digital dan meneruskan percakapan di Twitter.

Misalnya OPPO Indonesia menarik perhatian konsumen dengan secara spesifik menargetkan peminat fotografi dan berkolaborasi dengan fotografer ternama Indonesia. Dengan tagar #OPPOReno, Oppo Indonesia memperkenalkan beragam fungsi serta fitur terkini ponsel pintar terbaru.

3. Jadilah bagian dari percakapan di Twitter

Pengguna Twitter mempunyai pengaruh besar serta sangat terbuka terhadap beragam ide, produk, dan layanan baru. Mereka senang menjadi yang pertama untuk mencoba dan membeli. Penting bagi brand untuk berinteraksi dengan pengguna Twitter dan komunitas di Indonesia guna membangun kepercayaan dan pada akhirnya dapat mencapai target atau objektif bisnis.

4. Menyasar audiens yang tepat

Mengetahui target audiens merupakan dasar dari semua kegiatan pemasaran. Namun, hal ini seringkali diabaikan ketika brand memilih strategi pemasaran yang mempertimbangkan berbagai kemungkinan berbeda dengan harapan dapat memperbaiki tingkat brand recall dan meningkatkan penjualan.

Pengguna Twitter memiliki demografis beragam, tetapi banyak komunitas berbasis minat di Twitter yang dapat menjadi target audiens dari suatu brand melalui produk, layanan dan pesan mereka.

Baca juga artikel terkait TRENDING TOPIC TWITTER

tirto.id - Bisnis
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH