Menuju konten utama

Mengapa Musisi Lupa Lirik atau Lokasi Konser?

Pengalaman tinggi tak menjamin seorang musisi bebas dari kesalahan. Kadang mereka lupa lirik. Kadang mereka salah menyebut kota tempat konser diadakan. Ini hal wajar dan bukan berarti mereka tak menghargaimu.

Mengapa Musisi Lupa Lirik atau Lokasi Konser?
Konser Guns N' Roses di Sangapura, Sabtu, (25/2). FOTO/Straitstimes

tirto.id - Pulang ke kampung halaman di Jember, Jawa Timur, saya mendengar sebuah kisah lucu. Ini tentang seorang vokalis dari sebuah band hardcore yang cukup terkenal di kawasan Tapal Kuda. Mereka kerap mengadakan konser di luar kota.

Suatu malam, band ini mengadakan konser di Bangsalsari, sebuah kecamatan di sebelah barat Kota Jember. Semua personel sudah naik ke panggung. Drum mulai ditabuh. Distorsi gitar memecah udara. Penonton sudah bersiap moshing. Sang vokalis meraih mikrofon dan menyapa penonton.

"Selamat malam Tanggul!"

Kisah itu bikin saya tertawa. Tanggul adalah nama sebuah kecamatan di Jember, berjarak sekitar 27 kilometer dari Bangsal. Penonton jelas sadar. Tapi memilih untuk cuek dan asyik melanjutkan moshing.

Tapi tidak demikian dengan yang terjadi pada konser Guns N' Roses di Melbourne, Australia, 14 Februari 2017. Saat para personel Guns N' Roses masuk panggung, McBob, teknisi gitar yang merangkap sebagai pembuka konser, berteriak dengan percaya diri, "Halo, Sydney!"

Para penonton lantas mencemooh kesalahan ini. Setelah konser usai, admin akun Twitter Guns N' Roses meminta maaf atas kesalahan sepele tetapi fatal ini. "Secara tak sengaja, setelah 30 tahun, McBob akhirnya membuat kesalahan. Kami minta maaf."

McBob tidak sendiri. Bruce Springsteen juga pernah melakukannya. Suatu malam pada Februari 2016, Bruce mengadakan konser di Cleveland. Semua tampak baik-baik saja hingga ia berteriak menyapa penonton.

"Berpesta yang keras, Pittsburgh!"

Bruce sadar beberapa detik kemudian. "Ayo Cleveland juga," ujarnya, yang disambut tawa keras penonton.

Kasus seperti ini ternyata banyak terjadi. Selain teknisi Guns N' Roses dan Springsteen, Kanye West pernah melakukannya pada 2008 saat konser di Sacramento dan mengira berada di Seattle.

"Aku tak sempurna. Semoga semua penonton tetap bersenang-senang. Aku minta maaf," tulis Kanye dalam permintaan maafnya. Usher pernah melakukannya. Begitu pula penyanyi Kanada, Feist.

Jika dilihat dari jam terbang, mereka adalah musisi dengan pengalaman tinggi. Tapi ternyata justru itu penyebabnya. Musisi yang melakukan tur dalam jangka waktu panjang, bisa dengan mudah kehilangan orientasi. Baik daerah, hari, atau tanggal.

Sejak melakukan tur 'Not in this Lifetime' pada April 2016, Guns N' Roses tampil di 52 konser sebelum tampil di Melbourne. Begitu pula Bruce, yang harus melakukan 13 konser di 13 kota selama 37 hari sebelum tampil di Cleveland. Ini artinya, setiap 2,7 hari sekali, Bruce mengadakan konser di kota yang berbeda.

Pendapat itu juga dikemukakan oleh Emily Barker, musisi folk asal Australia. Dalam tulisannya di The Guardian, ia meminta pemakluman jika seorang musisi salah menyebutkan nama daerah tempat konser berlangsung.

Musisi atau band yang melakukan tur akan menghadapi venue yang nyaris sama besarnya, peralatan yang sama, jumlah penonton yang sama. Kesamaan ini amat rawan menimbulkan kesalahan. Apalagi kalau tur atau konser dilakukan dalam jadwal berdekatan.

Ada penyebab lain yang disebutkan oleh Emily: kurang istirahat. "Seperti apa pun skalanya, tur adalah pekerjaan yang membuatmu kurang istirahat," ujar Emily yang melakukan rata-rata 200 konser per tahun. "Jadi sebagian besar tidurku tidak di atas ranjang sendiri."

Lupa tempat ini hanya salah satu dari rangkaian lupa yang lain. Kealpaan yang kerap menimpa musisi aktif amat beragam, dari lupa lirik, lupa hari, juga lupa tanggal. Jika bicara soal kesalahan lirik lagu, contoh kasusnya akan bertambah banyak. Mulai Richie Kotzen, Kaka Slank, Axl Rose, Jay Z, Mariah Carey, Adele, hingga Katy Perry. Rata-rata adalah musisi yang jadwal turnya padat, dan membawakan banyak lagu dalam sekali konser.

Namun kesalahan itu kerap berbeda penerimaan. Jika sekadar lupa lirik lagu, atau lupa hari dan tanggal, biasanya penonton hanya menertawakan. Namun, kalau kesalahan sudah menyangkut nama kota, biasanya sambutannya akan negatif. Teriakan booo bisa terlontar, seperti kasus di Melbourne.

infografik musisi lupa lirik tempat konser

Kurva yang Menjelaskan Kealpaan

Dalam dunia neurologi, ternyata ada teori yang disebut sebagai Forgetting Curve. Secara sederhana, kurva ini menggambarkan bagaimana kita menerima atau melupakan informasi.

Misalkan, hari pertama kamu belajar sesuatu. Di awal belajar, kamu memulai dengan bekal 0 persen pengetahuan. Setelah belajar hari itu selesai, ada 100 persen pengetahuan. Persentase informasi itu akan berkurang jika kamu tak berbuat apa-apa terhadap informasi tersebut. Jika kamu tak mengulangi informasi itu, kamu bisa kehilangan 50 hingga 80 persen apa yang kamu pelajari. Di hari ke 30, ingatanmu tentang materi atau informasi tersebut bisa 2 atau 3 persen saja.

Teori ini kali pertama dikemukakan oleh ilmuwan Jerman Hermann Ebbinghaus pada 1885. Pada 2015, teori ini direplikasi oleh Jaap M.J. Murre dan Joeri Dros. Salah satu teori Ebbinghaus adalah: segera mengulang materi atau informasi yang didapat karena bisa mengurangi efek kelupaan. Waktu 24 jam adalah kurun yang optimal untuk mengingat materi atau sebuah informasi, tulis peneliti di Campus Wellness, University of Waterloo tersebut.

Jika merujuk teori itu, wajar kalau musisi bisa melupakan hari, tanggal, atau tempat konser. Saat melakukan tur, seperti kata Emily, semua berjalan dengan cepat dan blur. Tak ada waktu untuk menikmati sebuah kota dengan khusyuk. Lebih kerap lagi, para musisi bergegas ke kota lain dan mengejar jadwal yang mepet.

"Sering kali aku bilang terima kasih kepada penonton yang mau datang di hari Senin. Padahal itu hari Jumat," katanya.

Yang patut digarisbawahi, mengingat materi atau informasi dan mengulangnya secara rutin, tak berarti ingatan bisa kedap dari lupa. Ebbinghaus menyebut kegiatan menghafal informasi dalam jangka waktu lama, sebagai overlearning. Kegiatan ini merupakan pengulangan materi atau informasi. Ia berfungsi menjaga informasi atau materi tetap teringat, dan lebih susah untuk dilupakan.

Maka wajar kalau seorang penyanyi bisa terus ingat lirik yang dinyanyikan berulang. Axl Rose hafal "Sweet Child O' Mine", Vince Neil mengingat di luar kepala lirik "Home Sweet Home", atau Kaka Slank yang ingat betul "Terlalu Manis". Tapi tetap saja mereka membuat dua tiga kali kesalahan lirik.

Harvard Medical School pernah menulis 7 masalah ingatan yang termasuk kategori normal. Salah satunya Misattribution, yang disebut sebagai "mengingat beberapa bagian secara akurat, tapi lupa beberapa detail seperti waktu, tempat, atau orang yang terlibat."

Selain itu missatribution semakin sering terjadi seiring umur yang merambat naik. McBob sudah berusia 50 tahunan. Bruce Springsteen berusia 67 tahun.

Menghadapi kesalahan minor seperti salah sebut nama kota atau lupa lirik, penonton harusnya bersikap biasa saja. Lupa adalah hal wajar belaka. Apalagi bagi para musisi yang melakukan tur panjang.

Emily Barker memberi satu nasihat bagi penonton yang menyaksikan kealpaan musisi yang mereka tonton.

"Jangan dimasukkan dalam hati kalau kami, para penghibur ini, kadang-kadang lupa di mana kami berada."

Baca juga artikel terkait MUSIK atau tulisan lainnya dari Nuran Wibisono

tirto.id - Musik
Reporter: Nuran Wibisono
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Fahri Salam