Menuju konten utama

Advent Bangun: Aktor Film Laga, Pernah Dikeroyok di Tanjung Priok

Kisah aktor film laga Indonesia yang pernah dikeroyok gerombolan pelaut di Tanjung Priok.

Advent Bangun: Aktor Film Laga, Pernah Dikeroyok di Tanjung Priok
Header Advent Bangun. tirto.id/Fuadi

tirto.id - Sekali waktu, gerombolan pelaut di kawasan Tanjung Priok menggoda seorang perempuan yang berjalan dengan adik laki-lakinya.

”Jangan ganggu kami, Kak. Kami ini orang baik,” ujar si adik memohon.

Namun, para pelaut yang berjumlah 20 orang itu tak menggubrisnya. Si adik melawan dan berhasil menghajar salah satu penyerang, sebelum akhirnya dia dihajar yang mengakibatkan bibirnya jontor dan kepalanya berlumuran darah. Pengeroyokan itu terjadi pada tahun 1968. Setelah peristiwa nahas itu, si adik yang bernama Advent Bangun mulai belajar karate.

Pada 1972, seperti terdapat dalam buku Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1981-1982 (1981:72), Advent Bangun mewakili Indonesia dalam kejuaraan karate di Paris. Dia beberapa kali menjuarai sejumlah kompetisi olahraga bela diri tersebut. Selain itu, karate juga akhirnya membawanya menjadi aktor terkenal yang membintangi beberapa film laga. Advent Bangun kerap tampil memerankan tokoh-tokoh antagonis.

Warsa 1976, dia mulai muncul dalam film silat produksi PT Surya Dirgantara dan Penas Film Studio. Film yang disutradarai oleh Sisworo Gautama ini berjudul Rajawali Sakti. Dia tampil bersama Johny Kokong dan Septi Arini yang sama-sama karateka sabuk hitam, tingkatan tertinggi dalam karate. Dalam film tersebut, Advent Bangun berperan sebagai centeng dari majikan jahat bernama Mandar yang diperankan WD Mochtar.

Tahun berikutnya, Advent Bangun dapat peran sebagai pendekar bernama Somba dalam film Dua Pendekar Pembelah Langit produksi Ewa Raya Film, yang juga disutradarai Sisworo Gautama. Kali ini, di akhir cerita, Advent Bangun mengalahkan si tokoh jahat Rahwana--yang diperankan oleh WD Mochtar--dalam sebuah pertarungan.

Pada perjalanannya, Advent Bangun kerap muncul dalam film yang juga dibintangi oleh Barry Prima. Keduanya sering menjadi lawan bagi satu sama lain. Jika Barry Prima selalu menjadi protagonis, maka Advent Bangun sebaliknya. Pada 1983, keduanya muncul dalam film Golok Setan. Barry Prima berperan sebagai Mandala si tokoh baik, sedangkan Advent Bangun berperan sebagai Banyujaga si murid durhaka.

Masih pada tahun yang sama, mereka kembali bertarung dalam film Si Buta Lawan Jaka Sembung. Advent Bangun berperan sebagai Soca Indrasukma alias si Buta dari Gunung Iblis, yang mengikuti sayembara mendapatkan kepada Jaka Sembung dengan hadiah uang seribu ringgit. Soca bersekongkol dengan seorang penyihir untuk mengibuli Belanda dengan kepala yang mirip kepala Jaka Sembung. Sementara uang hadiahnya akan diberikan pada Jaka Sembung untuk melawan Belanda.

Film lain yang sama-sama dibintangi oleh Advent Bangun dan Barry Prima adalah Noda X (1984). Di film ini Advent Bangun berperan sebagai penjahat yang direkrut Ramon, yang diperankan Barry Prima. Namun, di pengujung cerita lagi-lagi Advent Bangun berkelahi dengan Barry Prima. Film lainnya antara lain Putri Duyung (1985), Kelabang Seribu (1989), Menumpas Teroris (1986), Siluman Srigala Putih (1987). dan Mandala Penakluk Satria Tartar (1988).

Warsa 1983, Advent Bangun pernah bermain dalam film berlatar sejarah berjudul Ken Arok Ken Dedes, yang juga dibintangi oleh Eva Arnaz sebagai Ken Dedes yang tampil seksi. Advent Bangun berperan sebagai Tunggul Ametung, penguasa Kuwu Tumapel. Di akhir cerita, Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok yang diperankan George Rudi.

Advent Bangun juga ikut meramaikan film yang dibintangi Suzanna pada tahun 1985, yakni Petualangan Cinta Nyi Blorong. Dia berperan sebagai Burhan si penjahat. Empat tahun kemudian, dia beradu peran dengan Yurike Prastika dalam film Gembong Wulung (1989).

Infografik Advent Bangun

Infografik Advent Bangun. tirto.id/Fuadi

Advent Bangun tak selamanya berperan sebagai penjahat. Dalam film Komando Samber Nyawa (1985), dia dan Barry Prima memerankan tentara pejuang pro republik. Dia sebagai Sersan Dul Manaf, sementara Barry Prima sebagai Sersan Mayor Hasyim. Di bagian awal film, meski sesama pejuang republik, tetapi dua sersan itu berkelahi yang disebabkan perkara perempuan.

Sementara dalam film Tertembaknya Seorang Residivis (1985), Advent Bangun berperan sebagai Daniel, intel polisi yang menyamar sebagai penjahat dari Surabaya. Sedangkan Barry Prima berperan sebagai Wawan, penjahat yang ingin mundur dari dunia hitam. Di akhir cerita--setelah mengalahkan musuh-musuhnya--Wawan dan Daniel berduel hingga Wawan terbunuh.

Film lain yang yang diperankan Advent Bangun bukan sebagai penjahat adalah Malaikat Bayangan (1987) dan Perwira Satria (1988).

Dalam film yang dibintangi Dono, Kasino, dan Indro yang berjudul Gantian Dong (1985), Advent Bangun juga pernah main. Dia berperan sebagai Tony, sosok sangar dan pencemburu yang sering memburu Kasino dan Indro untuk dihajar.

Memasuki tahun 1990-an, dia mulai bermain di beberapa sinetron, di antaranya serial Pemburu-Pemburu Minyak dan Mencari Pencuri Anak Perawan. Menurut JB Kristanto (2005:384), Advent Bangun juga terlibat dalam film Pemburu Teroris (1994) yang dibintangi Ayu Azhari dan Frank Zagarino.

Dalam Apa Siapa Orang Film Indonesia (1999:24), Advent Bangun yang wafat pada 10 Februari 2018 ini disebut pernah bekerja di Bea Cukai Tanjung Balai Karimun.

Baca juga artikel terkait BINTANG FILM atau tulisan lainnya dari Petrik Matanasi

tirto.id - Film
Penulis: Petrik Matanasi
Editor: Irfan Teguh